Tanjungpinang (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau menyatakan, inflasi Batam pada Desember 2010 sebesar 0,61 persen.
   
Inflasi di Batam disebabkan kenaikan indeks harga konsumen dari 120,02 pada November 2010 menjadi 120,75 pada Desember 2010, kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau (BPS Kepri) Mangaputua Gultom, Senin, di Tanjungpinang, Senin.
   
"Selama tahun 2011 Batam tidak pernah mengalami deflasi," kata Gultom.
   
Ia mengatakan, inflasi di Batam yang terjadi selama tahun 2010 merupakan kejadian yang langka, karena sejak tahun 2002 baru terjadi sekali.
   
Perubahan harga pada 50 komoditas menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Batam pada Desember 2010. Sebanyak 38 komoditas dan jasa diantaranya mengalami kenaikan harga, antara lain, cabai merah, beras, emas perhiasan, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, cabai hijau, kentang, bayam, ikan selar, air minum kemasan, ikan mujair, sotong dan telur ayam ras.
   
Sebaliknya, tercatat 12 komoditas lainnya mengalami penurunan harga, yaitu, daging ayam ras, kacang panjang, telepon seluler, kangkung, wortel, ketimun, nangka muda, sawi hijau, buncis, pisang, semangka dan kembang kol. 
   
Sementara berdasarkan indeks harga kelompok, inflasi disebabkan kenaikan bahan makanan sebesar 2,29 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 1,00 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen.
   
Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan justru mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen.
   
"Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya. (ANT-NP/Btm2)

Pewarta :
Editor : Jo Seng Bie
Copyright © ANTARA 2024