Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau menyerahkan 389 paket sembako kepada korban bencana angin puting beliung di Pulau Kasu.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Senin, mengatakan selain bantuan dari Pemerintah Kota, bantuan dalam bentuk uang tunai juga disalurkan oleh Baznas Kota Batam dan organisasi masyarakat (ormas) Hulubalang.

Ia menambahkan Pemkot Batam tidak dapat memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, karena pihaknya tengah mempersiapkan untuk memperbaiki rumah yang rusak.

"Pemerintah bisa bantu tapi tidak saya berikan uangnya langsung, karena akan kita jadikan dalam bentuk rumah. Kalau dari uang pemerintah saja tidak cukup, karena nilainya tidak bisa terlalu besar," kata Rudi.

Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada Asisten 1 Pemkot Batam dan Dinas Sosial untuk membuka posko bantuan dari masyarakat.

"Saya perintahkan Asisten 1 tadi untuk buka posko bantuan dari masyarakat, mudah-mudahan nanti nilainya bisa naik, sehingga kita bisa bantu bangun rumah dulu agar mereka tidak terlalu lama," ujar dia.

Adapun setiap paket sembako yang diserahkan kepada korban bencana angin puting beliung terdiri dari beras premium 5 kg, kecap manis 1 botol, mie telor 1 bungkus, minyak goreng 1 liter, saos tiram 1 botol dan telur ayam 20 butir.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, mendirikan dapur umum untuk korban angin puting beliung yang terjadi di Pulau Kasu, pada Sabtu (24/6) sekitar pukul 02.00 WIB.

Sekretaris Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM) Kota Batam Leo Putra menyampaikan selain mendirikan dapur umum, pihaknya juga menyediakan tenda pengungsian dan posko tanggap bencana untuk membantu warga Pulau Kasu yang terdampak dari bencana angin puting beliung.

"Sudah dilakukan pendataan, jadi didirikan posko bencana oleh Pemkot Batam, kemudian untuk tanggap darurat pertama itu kita buka dapur umum untuk kebutuhan pangan korban yang terdampak selama 3 hari ke depan," kata Leo saat dihubungi di Batam, Ahad.*

Pewarta : Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024