Karimun (ANTARA News) - Anak perusahaan Perusahaan Daerah (Perusda) Karimun, PT Ology Karimun Bumi Sukses menyatakan, persediaan bensin di SPBU Jalan Poros Tanjung Balai Karimun sering terputus karena keterlambatan kedatangan kapal pengangkut.
        
"Sering putusnya persediaan bensin selama ini hanya karena dua hal, pertama kapal terlambat datang, kedua terlambat bongkar di pelabuhan Tanjungsebatak, Kecamatan Tebing," kata manajer operasional PT Ology Karimun Bumi Sukses (OKBS), Yuswar Yahya Nati, di Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Senin.
        
Menurut Yuswar, kapal pengangkut sering terlambat karena terjebak antrian di depo Pertamina Tanjunguban, Bintan.
        
"Jika di depo antre dua hingga tiga kapal BBM, maka proses pemuatan bisa terlambat beberapa jam bahkan satu hari. Untuk memuat bensin ke kapal kami saja membutuhkan waktu empat jam, apalagi jika terdapat kapal lain yang kapasitasnya lebih besar," katanya.
        
Mengenai terputusnya pasokan bensin mulai Minggu hingga Senin pagi, dia mengatakan, penyebabnya karena kapal tidak bisa merapat ke dermaga akibat air laut surut.
        
"Seharusnya pagi ini bensin tidak putus jika kapal bisa sandar pada Minggu (17/4) sore. Namun karena air laut surut, kapal terpaksa merapat pada malam hari atau menunggu air laut pasang," ucapnya.
        
Dia menjelaskan, untuk memasok bensin di SPBU satu-satunya di Tanjung Balai Karimun itu, pihaknya menggunakan satu kapal tongkang dengan kapasitas 230 ton, sama dengan kebutuhan bensin selama sepekan dengan perkiraan 25 - 30 ton per hari.
        
"Kalau kapal terlambat bongkar, maka akan terlambat pula berangkat ke Tanjunguban. Dampaknya, persediaan bensin akan terputus pada pekan berikutnya," tuturnya.
        
Lebih lanjut dikatakannya, sering putusnya persediaan bensin juga akibat faktor cuaca.
        
"Waktu tempuh akan bertambah lama jika ombak besar, apalagi melawan arus jarak tempuh menjadi lebih lama," ucapnya.
        
Yuswar mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan mencari solusi guna mengatasi masalah tersebut. Salah satunya kemungkinan untuk menambah kapal pengangkut.
        
"Kami akan bahas dulu kemungkinan menambah, selain harus dibicarakan dengan perusahaan pemilik kapal. Kami juga harus mempertimbangkan biaya yang ditimbulkan," ucapnya.
   
                                                       Kecewa
   
Sementara itu, sejumlah pengendara roda dua dan empat mengaku kecewa dengan terputusnya persediaan bensin SPBU.
        
Sejumlah pengendara berbalik arah setelah melihat pintu masuk SPBU dipasangi rantai dan terpampang pengumuman "Bensin Habis, Solar Ada".
        
"Dua pekan lalu, bensin putus, sekarang putus lagi. Kami kecewa dengan kinerja manajemen SPBU," kata Boy, pengendara sepeda motor.
        
Boy mengatakan, pengelola SPBU seharusnya mengevaluasi teknis pendistribusian sehingga persediaan BBM tidak terputus berulang-ulang.
        
"Kalau terus menerus seperti ini, konsumen jelas merasa dirugikan apalagi masyarakat tahunya SPBU ini dikelola Perusda," katanya.
        
Pantauan, sejumlah truk Pertamina tampak bolak-balik mengisi tangki SPBU melalui pintu yang biasanya jalur keluar kendaraan usai mengisi BBM.
        
"Pelayanan baru dibuka setelah tangki penuh. Hal ini berkaitan dengan prosedur karena bensin yang diisi ke dalam tangki harus diukur dulu," kata Yuswar Yahya Nati. (ANT-RD/M012/Btm2)

   

Pewarta :
Editor : Jo Seng Bie
Copyright © ANTARA 2025