Jakarta (ANTARA) -
Sementara itu, BNPB akan menerjunkan satu unit helikopter water bombing untuk membantu memadamkan api yang melanda kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.
"BNPB akan menggeser satu unit helikopter water bombing untuk mendukung operasi Karhutla di sana," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin.
Muhari mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, luas lahan dan hutan yang terbakar di Gunung Lawu sudah mencapai 200 hektar.
Kondisi tersebut diperparah dengan vegetasi yang kering. Kondisi vegetasi kering inilah yang membuat api cepat menjalar.
Menurutnya, perlu langkah cepat agar eskalasi kebakaran tidak terus meluas. BNPB akan membatasi jalur penjalaran api dengan water bombing.
"Kalau penjalaran sudah kita kendalikan, kita akan memadamkan di dalamnya," kata dia.
Ia mengatakan penggunaan water bombing ini juga pernah dilakukan untuk memadamkan kebakaran di sejumlah gunung dan tempat pembuangan sampah yang banyak terjadi akhir-akhir ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB optimalkan TMC pada awal Oktober untuk padamkan Karhutla
BNPB akan mengoptimalkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kita akan lakukan operasi teknologi modifikasi cuaca pada awal Oktober," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Bandara Soekarno Hatta, Senin pagi.
Ia mengatakan dari hasil evaluasi BMKG ditemukan potensi awan-awan hujan yang bisa dioptimalkan untuk dilakukan operasi TMC.
Menurut dia, wilayah yang ada di atas garis khatulistiwa memiliki potensi awan hujan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan teknologi modifikasi cuaca.
"Kita akan lakukan operasi teknologi modifikasi cuaca pada awal Oktober," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Bandara Soekarno Hatta, Senin pagi.
Ia mengatakan dari hasil evaluasi BMKG ditemukan potensi awan-awan hujan yang bisa dioptimalkan untuk dilakukan operasi TMC.
Menurut dia, wilayah yang ada di atas garis khatulistiwa memiliki potensi awan hujan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan teknologi modifikasi cuaca.
"Kalau Sumatra Selatan itu di Ogan Komering Ilir, itu menjadi prioritas. Kemudian Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, ini menjadi atensi kita untuk melakukan operasi modifikasi cuaca pada awal Oktober," kata dia.
Muhari mengatakan BNPB juga menerjunkan 13 unit helikopter untuk memantau titik-titik api di wilayah yang sedang terjadi Karhutla.
Di sisi lain, BNPB melakukan upaya taktis dalam mengatasi kekeringan di sejumlah wilayah. BNPB akan terus mendistribusikan air bersih di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan.
Sementara itu, BNPB akan menerjunkan satu unit helikopter water bombing untuk membantu memadamkan api yang melanda kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.
"BNPB akan menggeser satu unit helikopter water bombing untuk mendukung operasi Karhutla di sana," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin.
Muhari mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, luas lahan dan hutan yang terbakar di Gunung Lawu sudah mencapai 200 hektar.
Kondisi tersebut diperparah dengan vegetasi yang kering. Kondisi vegetasi kering inilah yang membuat api cepat menjalar.
Menurutnya, perlu langkah cepat agar eskalasi kebakaran tidak terus meluas. BNPB akan membatasi jalur penjalaran api dengan water bombing.
"Kalau penjalaran sudah kita kendalikan, kita akan memadamkan di dalamnya," kata dia.
Ia mengatakan penggunaan water bombing ini juga pernah dilakukan untuk memadamkan kebakaran di sejumlah gunung dan tempat pembuangan sampah yang banyak terjadi akhir-akhir ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB optimalkan TMC pada awal Oktober untuk padamkan Karhutla