Pekanbaru, (ANTARA) - Sebanyak 1.441 hot spot masih terpantau di Wilayah Sumatera berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, Provinsi Riau.

Forecaster On Duty BMKG Stasiun Pekanbaru, Anggun R menyampaikan data tersebut diperbarui pada pukul 07.00 WIB, Jumat. Titik panas terbanyak terpantau di Sumatera Selatan sebanyak 998, diikuti Lampung 189, dan Bangka Belitung 105, Jambi 74, Sumatera Barat 48, Bengkulu lima, dan Sumatera Utara dua.

"Untuk Provinsi Riau terpantau ada 20 titik panas tersebar di lima kabupaten. Di Kabupaten Indragiri Hulu tujuh, Bengkalis lima, Pelalawan tiga, Inderagiri Hilir tiga, dan Kuantan Singingi dua," katanya.

Sementara itu cuaca di Provinsi Riau pada Jumat dini hari, yakni udara kabut hingga cerah berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, dan Kota Pekanbaru.

Sementara itu untuk kualitas udara di Pekanbaru berdasarkan pemantauan PM25 masih berada pada kategori tidak sehat. Terpantau pada Pukul 08.00 WIB, Jumat pagi (06/10) pada angka 63.

 

Sementara itu dari Batam dilaporkan BMKG Hang Nadim  memastikan tidak ada kiriman asap di daerah itu, dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra.
 
"Berdasarkan dari gambar yang diperlihatkan oleh citra satelit, kami tidak melihat adanya kiriman asap di Batam," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Hang Nadim Batam Suratman di Batam, Jumat.
 
Ia menjelaskan adanya kabut yang terlihat setiap pagi dan sore hari di Kota Batam, beberapa hari terakhir ini, bukan kabut asap kiriman akibat kebakaran hutan.
 
Dia menyebutkan pengertian kabut dan asap yang ditimbulkan akibat karhutla itu berbeda. Kabut adalah sekumpulan tetesan air yang melayang dekat permukaan tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya jarak padang. Lapisan kabut juga dapat menyerap dan menghamburkan cahaya.
 
"Jadi apa yang dimaksud kabut yang ada di Batam saat ini, berbeda dengan kabut asap akibat kebakaran hutan," katanya.
 
Dia juga mengatakan bahwa saat ini tidak terpantau adanya titik panas tanda karhutla maupun sebaran asap memasuki wilayah Kepulauan Riau.


Pewarta : Bayu Agustari Adha
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025