Yerusalem (ANTARA) - Bank Sentral Israel pada Senin mengatakan biaya perang Israel di Gaza dapat mencapai 210 milyar Shekel atau $58 milyar (setara Rp897,3 trilyun) membebani perekonomian negara.

Gubernur Bank Sentral Amir Yaron dalam konferensi pers, mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengendalikan belanja publik dengan cepat sebelum pasar bereaksi buruk jika pemerintah gagal melakukannya.

Pernyataan Yaron muncul seiring dengan keputusan bank untuk menurunkan suku bunga dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen yang menjadi penurunan suku bunga pertama sejak 2020.

“Tidak bertindak sekarang untuk menyesuaikan anggaran dengan pemotongan pengeluaran, menghapus kementerian yang berlebihan dan meningkatkan pendapatan mengingat kebutuhan perang kemungkinan akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan,” ujar Yaron.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 21.978 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 57.697 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

Mahkamah Internasional...

Sementara itu, Israel pada Selasa memutuskan hadir dalam persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, untuk membela diri atas kasus kejahatan genosida yang diajukan Afrika Selatan.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN, keputusan itu diambil setelah pembahasan intensif antara para pejabat tinggi Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Israel telah menandatangani konvensi menentang genosida selama beberapa dekade, dan kami tentu saja tidak akan memboikot proses tersebut, tetapi akan berdiri dan menolak rencana persekongkolan tidak masuk akal untuk melawan kami,” kata penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi dalam pernyataan pada Senin malam.

Harian The Haaretz mengatakan militer dan Kejaksaan Agung Israel mulai mempersiapkan cara menghadapi kasus ini di ICJ.

Jumat lalu, Kementerian Luar Negeri Israel mengutuk keras Afsel karena memulai tindakan hukum di ICJ untuk menyelidiki kejahatan genosida di Jalur Gaza dan menggambarkan tindakan Afsel sebagai "fitnah keji" terhadap Israel.

Afsel sebelumnya mengajukan permohonan proses hukum terhadap Israel “mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap kewajibannya berdasarkan Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida sehubungan dengan warga Palestina di Jalur Gaza,” kata ICJ dalam siaran persnya.




Sumber: Anadolu

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Sentral Israel sebut biaya perang bebani ekonomi negara

Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024