Batam (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin mengatakan ada banyak calo yang mengaku dapat memasukkan siswa ke sekolah negeri di Batam mengatasnamakan kepala sekolah sehingga merusak sistem penerimaan siswa baru.
"Tahun ini banyak calo berkeliaran mengatasnamakan kepala sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin, Selasa.
Menurut dia, para calo mengaku dapat menyisipkan anak yang tidak diterima di sekolah negeri hingga dapat belajar di sana.
Para calo itu kemudian meminta uang jasa yang kemudian dikeluhkan orang tua siswa sebagai pungutan liar.
Kepala Dinas juga membenarkan adanya pihak-pihak tertentu yang menitipkan siswa dan memaksa dinas untuk menerimanya.
"Titipan pasti ada, itu yang merusak sistem," kata Muslim.
Dinas, kata dia, tidak bisa menolak permintaan titipan siswa, karena selalu dikritisi.
"Tidak bisa ditolak, nanti masyarakat marah, didemo," kata Muslim.
Padahal, Dinas Pendidikan telah mengalokasikan 20 persen dari kapasitas bangku sekolah khusus untuk anak tidak mampu, anak yang berdomisili dekat sekolah dan anak berprestasi non akademik.
Sedangkan 80 persen lainnya untuk anak yang masuk melalui sistem penerimaan siswa baru online.
Namun, kata Muslim, kenyataannya, penerimaan khusus yang tidak melalui jalur online bisa mencapai 30 persen, karena banyak titipan dari pihak tertentu. Meski Muslim enggan menjabarkan pihak-pihak yang memaksa menyisipkan siswa.
Kepala Dinas mengatakan buruknya proses penerimaan siswa baru karena orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bukan karena sistem.
"Sistem sudah baik, sistem dibuat sangat baik," kata Muslim.
Namun bila ternyata sistem itu buruk, ia mengatakan siap mundur.
"Saya siap mundur sebagai pertanggungjawaban," kata dia.
Pernyataan itu telah disampaikan ke Wali Kota dan Wali Kota meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk mengumpulkan data.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam Rudi mengatakan akan memanggil kepala sekolah untuk meminta penjelasan mengenai pungutan liar.
"Kami akan panggil kepala sekolah besok," kata Rudi.
(ANT-YJN/N005/Btm3)
"Tahun ini banyak calo berkeliaran mengatasnamakan kepala sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin, Selasa.
Menurut dia, para calo mengaku dapat menyisipkan anak yang tidak diterima di sekolah negeri hingga dapat belajar di sana.
Para calo itu kemudian meminta uang jasa yang kemudian dikeluhkan orang tua siswa sebagai pungutan liar.
Kepala Dinas juga membenarkan adanya pihak-pihak tertentu yang menitipkan siswa dan memaksa dinas untuk menerimanya.
"Titipan pasti ada, itu yang merusak sistem," kata Muslim.
Dinas, kata dia, tidak bisa menolak permintaan titipan siswa, karena selalu dikritisi.
"Tidak bisa ditolak, nanti masyarakat marah, didemo," kata Muslim.
Padahal, Dinas Pendidikan telah mengalokasikan 20 persen dari kapasitas bangku sekolah khusus untuk anak tidak mampu, anak yang berdomisili dekat sekolah dan anak berprestasi non akademik.
Sedangkan 80 persen lainnya untuk anak yang masuk melalui sistem penerimaan siswa baru online.
Namun, kata Muslim, kenyataannya, penerimaan khusus yang tidak melalui jalur online bisa mencapai 30 persen, karena banyak titipan dari pihak tertentu. Meski Muslim enggan menjabarkan pihak-pihak yang memaksa menyisipkan siswa.
Kepala Dinas mengatakan buruknya proses penerimaan siswa baru karena orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bukan karena sistem.
"Sistem sudah baik, sistem dibuat sangat baik," kata Muslim.
Namun bila ternyata sistem itu buruk, ia mengatakan siap mundur.
"Saya siap mundur sebagai pertanggungjawaban," kata dia.
Pernyataan itu telah disampaikan ke Wali Kota dan Wali Kota meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk mengumpulkan data.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam Rudi mengatakan akan memanggil kepala sekolah untuk meminta penjelasan mengenai pungutan liar.
"Kami akan panggil kepala sekolah besok," kata Rudi.
(ANT-YJN/N005/Btm3)