Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Li Santo mengatakan jumlah pelamar pada job fair atau bursa kerja tahun 2024 di daerahnya mencapai 8.000 orang.
"Jumlah pelamar job fair membeludak, sementara kebutuhan tenaga kerja sekitar 793 orang," kata Li Santo di Bintan, Kamis.
Ia menjelaskan, job fair tersebut digelar Disnaker Bintan bekerja sama dengan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Galang Batang, Kabupaten Bintan pada tanggal 1-3 Maret 2024.
PT BAI membutuhkan tenaga kerja untuk proyek konstruksi tahap dua, meliputi kegiatan unit produksi alumina, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), grand plane, dan pelabuhan.
Perusahaan yang memproduksi alumina dari bauksit dengan kadar alumina yang tinggi itu, mencari tenaga kerja sesuai kebutuhan dan secara bertahap akan memanggil pelamar memenuhi syarat dan mengikuti tes lanjutan.
"Kalau memenuhi kompetensi akan diterima, tapi bagi yang tidak memenuhi kompetensi tetap disimpan sebagai database PT BAI, sehingga kalau suatu saat mereka butuh, tinggal dipanggil tanpa perlu membuka lowongan kerja lagi," kata Li Santo.
Li Santo menyebutkan, para pelamar job fair untuk PT BAI itu didominasi anak-anak bertempat tinggal di Bintan, namun ada sebagian yang berasal dari luar daerah, seperti Kalimantan hingga Pulau Jawa. Pelamar job fair terdiri atas berbagai lulusan, mulai dari tingkatan SMA, SMK, Diploma hingga S1.
Menurutnya, job fair tahun ini memang terbuka secara nasional, tidak hanya untuk warga Bintan. Sehingga, siapa saja boleh ikut melamar sesuai kompetensi yang dimiliki dan lowongan tenaga kerja yang tersedia.
"Harapan kita tentu anak-anak Bintan lebih banyak diterima bekerja di PT BAI, namun harus diakui juga ada kompetensi tertentu yang belum mampu dipenuhi pekerja lokal," katanya.
Karena itu, katanya, Disnaker Bintan setiap tahunnya terus mendesak program pelatihan kerja sesuai klaster, sehingga anak-anak Bintan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pencari kerja di wilayah tersebut.
Pihaknya juga gencar melakukan pendekatan dengan perusahaan-perusahaan industri yang ada di Bintan, seperti kawasan industri Lagoi dan Lobam.
Pendekatan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama agar anak-anak yang sudah dilatih Disnaker Bintan diberikan kesempatan magang di perusahaan industri di daerah itu, setelah itu diharapkan dapat langsung diterima bekerja di perusahaan bersangkutan.
"Perusahaan tak hanya butuh kompetensi, tapi juga pengalaman kerja misalnya tiga tahun. Sementara anak-anak yang kita latih belum punya pengalaman kerja, makanya kita minta diskresi perusahaan mau menerima mereka magang dan bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki," katanya.
Li Santo turut menegaskan bahwa proses job fair di Bintan masih berlanjut, di mana saat ini pihak manajemen PT BAI tengah memverifikasi pelamar sesuai syarat dan kompetensi masing-masing.
"Ini sekaligus menjawab keraguan pelamar yang barangkali bertanya-tanya apakah mereka dipanggil atau tidak oleh perusahaan PT BAI," katanya.
"Jumlah pelamar job fair membeludak, sementara kebutuhan tenaga kerja sekitar 793 orang," kata Li Santo di Bintan, Kamis.
Ia menjelaskan, job fair tersebut digelar Disnaker Bintan bekerja sama dengan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Galang Batang, Kabupaten Bintan pada tanggal 1-3 Maret 2024.
PT BAI membutuhkan tenaga kerja untuk proyek konstruksi tahap dua, meliputi kegiatan unit produksi alumina, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), grand plane, dan pelabuhan.
Perusahaan yang memproduksi alumina dari bauksit dengan kadar alumina yang tinggi itu, mencari tenaga kerja sesuai kebutuhan dan secara bertahap akan memanggil pelamar memenuhi syarat dan mengikuti tes lanjutan.
"Kalau memenuhi kompetensi akan diterima, tapi bagi yang tidak memenuhi kompetensi tetap disimpan sebagai database PT BAI, sehingga kalau suatu saat mereka butuh, tinggal dipanggil tanpa perlu membuka lowongan kerja lagi," kata Li Santo.
Li Santo menyebutkan, para pelamar job fair untuk PT BAI itu didominasi anak-anak bertempat tinggal di Bintan, namun ada sebagian yang berasal dari luar daerah, seperti Kalimantan hingga Pulau Jawa. Pelamar job fair terdiri atas berbagai lulusan, mulai dari tingkatan SMA, SMK, Diploma hingga S1.
Menurutnya, job fair tahun ini memang terbuka secara nasional, tidak hanya untuk warga Bintan. Sehingga, siapa saja boleh ikut melamar sesuai kompetensi yang dimiliki dan lowongan tenaga kerja yang tersedia.
"Harapan kita tentu anak-anak Bintan lebih banyak diterima bekerja di PT BAI, namun harus diakui juga ada kompetensi tertentu yang belum mampu dipenuhi pekerja lokal," katanya.
Karena itu, katanya, Disnaker Bintan setiap tahunnya terus mendesak program pelatihan kerja sesuai klaster, sehingga anak-anak Bintan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pencari kerja di wilayah tersebut.
Pihaknya juga gencar melakukan pendekatan dengan perusahaan-perusahaan industri yang ada di Bintan, seperti kawasan industri Lagoi dan Lobam.
Pendekatan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama agar anak-anak yang sudah dilatih Disnaker Bintan diberikan kesempatan magang di perusahaan industri di daerah itu, setelah itu diharapkan dapat langsung diterima bekerja di perusahaan bersangkutan.
"Perusahaan tak hanya butuh kompetensi, tapi juga pengalaman kerja misalnya tiga tahun. Sementara anak-anak yang kita latih belum punya pengalaman kerja, makanya kita minta diskresi perusahaan mau menerima mereka magang dan bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki," katanya.
Li Santo turut menegaskan bahwa proses job fair di Bintan masih berlanjut, di mana saat ini pihak manajemen PT BAI tengah memverifikasi pelamar sesuai syarat dan kompetensi masing-masing.
"Ini sekaligus menjawab keraguan pelamar yang barangkali bertanya-tanya apakah mereka dipanggil atau tidak oleh perusahaan PT BAI," katanya.