Natuna (ANTARA) - Aktivis lingkungan menyatakan bebatuan Geosite Geopark di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menjadi sasaran vandalisme oknum tidak bertanggung jawab.
Aktivis lingkungan Cherman di Natuna, Selasa mengatakan vandalisme ditemukan di Geosite Tanjung Senumbing. Vandalisme yang dilakukan berupa coretan menggunakan cat dan ukiran menggunakan semen.
Ia mengaku geram melihat adanya coretan dan semen yang diukir di beberapa bebatuan tersebut.
Menurut dia, vandalisme merupakan perbuatan yang akan merugikan daerah pasalnya, tindakan tersebut akan menghilangkan keaslian dari geosite yang pada akhirnya akan mengurangi daya tarik wisata.
"Saya menyayangkan atas tindakan oknum atau pengunjung objek wisata yang melakukan perusakan lingkungan di kawasan geosite geopark, terutama berupa coretan di batuan, baik menggunakan cat maupun diukir dengan semen," ucap dia.
Dia mengatakan, vandalisme tidak hanya terlihat di Geosite Tanjung Senumbing, namun juga terlihat di Geosite Geopark Gunung Ranai.
Menurut dia, tulisan yang dibuat cukup mengganggu dan merusak keindahan.
"Selain Geosite Tanjung Senubing tulisan dan ukiran di batu juga ditemukan di lokasi sepanjang jalur pendakian Geosite Geopark Gunung Ranai," ujar dia.
Ia menyebut dirinya sudah melaporkan hal tersebut ke Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna agar bisa segera ditindaklanjuti.
Ia berharap laporannya segera ditindaklanjuti dan pelaku dapat segera ditemukan serta diberikan teguran supaya tidak mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari.
Cherman berharap kegiatan merusak tersebut tidak dilakukan lagi karena akan memperparah kondisi kawasan, serta akan menjadi contoh yang buruk karena menjadi kesan negatif bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara setelah melihat ini.
"Yang lebih kita khawatirkan status Natuna Geopark Nasional akan terancam dicabut hanya gara gara hal seperti ini," kata Cherman.
Aktivis lingkungan Cherman di Natuna, Selasa mengatakan vandalisme ditemukan di Geosite Tanjung Senumbing. Vandalisme yang dilakukan berupa coretan menggunakan cat dan ukiran menggunakan semen.
Ia mengaku geram melihat adanya coretan dan semen yang diukir di beberapa bebatuan tersebut.
Menurut dia, vandalisme merupakan perbuatan yang akan merugikan daerah pasalnya, tindakan tersebut akan menghilangkan keaslian dari geosite yang pada akhirnya akan mengurangi daya tarik wisata.
"Saya menyayangkan atas tindakan oknum atau pengunjung objek wisata yang melakukan perusakan lingkungan di kawasan geosite geopark, terutama berupa coretan di batuan, baik menggunakan cat maupun diukir dengan semen," ucap dia.
Dia mengatakan, vandalisme tidak hanya terlihat di Geosite Tanjung Senumbing, namun juga terlihat di Geosite Geopark Gunung Ranai.
Menurut dia, tulisan yang dibuat cukup mengganggu dan merusak keindahan.
"Selain Geosite Tanjung Senubing tulisan dan ukiran di batu juga ditemukan di lokasi sepanjang jalur pendakian Geosite Geopark Gunung Ranai," ujar dia.
Ia menyebut dirinya sudah melaporkan hal tersebut ke Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna agar bisa segera ditindaklanjuti.
Ia berharap laporannya segera ditindaklanjuti dan pelaku dapat segera ditemukan serta diberikan teguran supaya tidak mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari.
Cherman berharap kegiatan merusak tersebut tidak dilakukan lagi karena akan memperparah kondisi kawasan, serta akan menjadi contoh yang buruk karena menjadi kesan negatif bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara setelah melihat ini.
"Yang lebih kita khawatirkan status Natuna Geopark Nasional akan terancam dicabut hanya gara gara hal seperti ini," kata Cherman.