Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mengimbau masyarakat waspada demam berdarah dengue (DBD) dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) saat musim hujan melalui kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu, mengatakan pemkot telah mengeluarkan surat edaran Nomor 1 Tahun 2024 tentang kewaspadaan dini peningkatan DBD.
Seluruh warga Kota Batam juga diimbau mengoptimalkan peran dalam mengimplementasikan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.
"Yang kita lakukan secara umum sama dengan strategi Kementerian Kesehatan. Setiap tahun kita membuat edaran kelurahan untuk waspada DBD," kata Didi.
Ia menyebutkan 105 kasus DBD sepanjang Januari 2024 hingga saat ini akibat curah hujan selama periode tersebut cukup tinggi sebagai pemicu berkembangbiak nyamuk DBD.
Bahkan, sepanjang tahun ini terdapat lima orang meninggal dunia karena terserang DBD.
"Selain curah hujan yang tinggi, faktor penyebab DBD lainnya yaitu perilaku manusia yang kurang dalam menjaga kebersihan dan membiarkan sarang nyamuk," kata dia.
Ia mengatakan apabila ada warga yang terkena DBD harus segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Selain itu, masyarakat membantu petugas dalam kelancaran penyelidikan epidemiologi dan pengasapan secara fokus di wilayah dengan kasus DBD.
"Melaksanakan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dalam mendukung terlaksananya kegiatan pencegahan dan pengendalian vektor DBD melalui gotong royong massal di wilayah kerjanya," ujar Didi.
Baca juga:
Imigrasi Batam catat PNBP capai Rp17,7 miliar sampai Maret
Imigrasi Batam terbitkan 27.820 paspor pada triwulan I 2024
Anggota Bawaslu Kepri dinonaktifkan akibat narkoba
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu, mengatakan pemkot telah mengeluarkan surat edaran Nomor 1 Tahun 2024 tentang kewaspadaan dini peningkatan DBD.
Seluruh warga Kota Batam juga diimbau mengoptimalkan peran dalam mengimplementasikan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dengan menunjuk juru pemantau jentik (jumantik) untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.
"Yang kita lakukan secara umum sama dengan strategi Kementerian Kesehatan. Setiap tahun kita membuat edaran kelurahan untuk waspada DBD," kata Didi.
Ia menyebutkan 105 kasus DBD sepanjang Januari 2024 hingga saat ini akibat curah hujan selama periode tersebut cukup tinggi sebagai pemicu berkembangbiak nyamuk DBD.
Bahkan, sepanjang tahun ini terdapat lima orang meninggal dunia karena terserang DBD.
"Selain curah hujan yang tinggi, faktor penyebab DBD lainnya yaitu perilaku manusia yang kurang dalam menjaga kebersihan dan membiarkan sarang nyamuk," kata dia.
Ia mengatakan apabila ada warga yang terkena DBD harus segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Selain itu, masyarakat membantu petugas dalam kelancaran penyelidikan epidemiologi dan pengasapan secara fokus di wilayah dengan kasus DBD.
"Melaksanakan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dalam mendukung terlaksananya kegiatan pencegahan dan pengendalian vektor DBD melalui gotong royong massal di wilayah kerjanya," ujar Didi.
Baca juga:
Imigrasi Batam catat PNBP capai Rp17,7 miliar sampai Maret
Imigrasi Batam terbitkan 27.820 paspor pada triwulan I 2024
Anggota Bawaslu Kepri dinonaktifkan akibat narkoba