Batam (ANTARA) - BP Batam menyayangkan tuduhan rekayasa anggaran dan pemenang lelang mitra kerja sama Pelabuhan Batam Center yang disampaikan Ketua Corruption Investigation Committee (CIC) R Bambang S beberapa waktu lalu.
BP Batam menegaskan, pemilihan mitra kerjasama Terminal Ferry Internasional Batam Center telah dilakukan secara transparan, kata Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan sebagaimana keterangan tertulis yang dikutip Rabu.
"Sebelumnya, kita telah mengumumkan melalui media nasional dan media lokal. Setelah pengumuman itu, kita memberikan waktu pendaftarannya selama satu minggu," kata dia.
Ia menjelaskan, pihaknya bahkan terpaksa melaksanakan sesi prakualifikasi ulang pemilihan calon mitra kerja. Sebab, selama proses pendaftaran, terdapat kurang dari 3 peserta yang memasukkan dokumen kualifikasi.
"Jadi sebenarnya ini justru menjadi kesempatan kepada perusahaan-perusahaan lainnya supaya bisa mengikuti proses tender. Jadi semua dilakukan dengan transparan," kata dia.
Begitu juga dengan pengembalian modalnya, sudah dilakukan kajian atau feasibility study.
Menurut dia, secara bisnis dengan investasi yang mencapai Rp3,4 triliun tentu sangat memungkinkan untuk pengembalian modalnya.
Sebab, investasi Rp3,4 triliun itu akan meliputi pembangunan gedung baru dengan kapasitas lebih luas, pengoperasian dan pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center, kata dia.
Tidak hanya itu, nilai investasi itu juga akan meliputi area komersial. Dari luas 2,9 hektare existing saat ini, nantinya akan diperluas hingga kurang lebih 24 hektare.
Dalam area pelabuhan tersebut, juga terdapat area komersil seperti hotel hingga mal. Termasuk kegiatan reklamasi yang akan dilakukan kedepannya.
"Kalau hitungan pengembalian modal Rp500 miliar itu, jika pelabuhannya seperti yang sekarang ini. Tapi nanti kita akan membuat terminal yang baru, yang kapasitasnya lebih besar. Karena kalau sekarang sudah over kapasitas, jadi butuh bangunan yang lebih besar lagi kapasitasnya dan lebih modern," kata dia.
Ia menambahkan, kerja sama pembangunan, pengoperasian hingga pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center sepenuhnya juga berasal dari pemenang tender. Fesly membantah adanya fee 20 persen.
"Saya tegaskan, semestinya tidak ada tuduhan seperti itu. Aneh kalau adanya fee, sementara ini skemanya investasi. Dana pembangunannya berasal dari pemenang tender. Jadi sepenuhnya dari investor dan bukan dari pemerintah," kata dia.
BP Batam menegaskan, pemilihan mitra kerjasama Terminal Ferry Internasional Batam Center telah dilakukan secara transparan, kata Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam Fesly Abadi Paranoan sebagaimana keterangan tertulis yang dikutip Rabu.
"Sebelumnya, kita telah mengumumkan melalui media nasional dan media lokal. Setelah pengumuman itu, kita memberikan waktu pendaftarannya selama satu minggu," kata dia.
Ia menjelaskan, pihaknya bahkan terpaksa melaksanakan sesi prakualifikasi ulang pemilihan calon mitra kerja. Sebab, selama proses pendaftaran, terdapat kurang dari 3 peserta yang memasukkan dokumen kualifikasi.
"Jadi sebenarnya ini justru menjadi kesempatan kepada perusahaan-perusahaan lainnya supaya bisa mengikuti proses tender. Jadi semua dilakukan dengan transparan," kata dia.
Begitu juga dengan pengembalian modalnya, sudah dilakukan kajian atau feasibility study.
Menurut dia, secara bisnis dengan investasi yang mencapai Rp3,4 triliun tentu sangat memungkinkan untuk pengembalian modalnya.
Sebab, investasi Rp3,4 triliun itu akan meliputi pembangunan gedung baru dengan kapasitas lebih luas, pengoperasian dan pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center, kata dia.
Tidak hanya itu, nilai investasi itu juga akan meliputi area komersial. Dari luas 2,9 hektare existing saat ini, nantinya akan diperluas hingga kurang lebih 24 hektare.
Dalam area pelabuhan tersebut, juga terdapat area komersil seperti hotel hingga mal. Termasuk kegiatan reklamasi yang akan dilakukan kedepannya.
"Kalau hitungan pengembalian modal Rp500 miliar itu, jika pelabuhannya seperti yang sekarang ini. Tapi nanti kita akan membuat terminal yang baru, yang kapasitasnya lebih besar. Karena kalau sekarang sudah over kapasitas, jadi butuh bangunan yang lebih besar lagi kapasitasnya dan lebih modern," kata dia.
Ia menambahkan, kerja sama pembangunan, pengoperasian hingga pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Center sepenuhnya juga berasal dari pemenang tender. Fesly membantah adanya fee 20 persen.
"Saya tegaskan, semestinya tidak ada tuduhan seperti itu. Aneh kalau adanya fee, sementara ini skemanya investasi. Dana pembangunannya berasal dari pemenang tender. Jadi sepenuhnya dari investor dan bukan dari pemerintah," kata dia.