Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat komoditas emas perhiasan menjadi salah satu penyumbang utama inflasi di daerah itu pada bulan Mei 2024.
"Kenaikan harga emas perhiasan memicu terjadinya inflasi," kata Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus di Tanjungpinang, Senin.
Darwis menyebut hal ini menandakan kalau masyarakat semakin berminat untuk berinvestasi dengan membeli emas, khususnya emas batangan.
Bahkan dari pantauan pihaknya di lapangan, emas batangan ukuran lima gram selalu cepat habis terjual.
"Artinya masyarakat makin pintar menyimpan pendapatannya dalam bentuk emas," ujar Darwis.
Selain itu, kata dia, fluktuasi harga emas secara global ikut menyebabkan inflasi, ditambah antusiasme masyarakat membeli emas perhiasan untuk dipakai pada hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri 2024.
"Peringatan hari-hari besar turut mempengaruhi permintaan emas perhiasan," katanya.
Selain itu, lanjut Darwis, komoditas makanan juga masih memberikan andil terbesar inflasi di Kepri, di antaranya beras, cabai merah, daging ayam ras hingga bawang merah akibat mengalami kenaikan harga.
Namun sebaliknya, sektor tarif transportasi menunjukkan tren penurunan harga usai mengalami kenaikan pada Idul Fitri 2024.
"Habis Lebaran, tarif transportasi seperti pesawat sudah normal lagi," ujarnya.
Adapun inflasi Kepri pada Mei 2024 sebesar 0,37 persen terhadap April 2024 secara bulanan (month to month). Sementara inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,67 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,39.
"Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,18 persen," ungkap Darwis.
"Kenaikan harga emas perhiasan memicu terjadinya inflasi," kata Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus di Tanjungpinang, Senin.
Darwis menyebut hal ini menandakan kalau masyarakat semakin berminat untuk berinvestasi dengan membeli emas, khususnya emas batangan.
Bahkan dari pantauan pihaknya di lapangan, emas batangan ukuran lima gram selalu cepat habis terjual.
"Artinya masyarakat makin pintar menyimpan pendapatannya dalam bentuk emas," ujar Darwis.
Selain itu, kata dia, fluktuasi harga emas secara global ikut menyebabkan inflasi, ditambah antusiasme masyarakat membeli emas perhiasan untuk dipakai pada hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri 2024.
"Peringatan hari-hari besar turut mempengaruhi permintaan emas perhiasan," katanya.
Selain itu, lanjut Darwis, komoditas makanan juga masih memberikan andil terbesar inflasi di Kepri, di antaranya beras, cabai merah, daging ayam ras hingga bawang merah akibat mengalami kenaikan harga.
Namun sebaliknya, sektor tarif transportasi menunjukkan tren penurunan harga usai mengalami kenaikan pada Idul Fitri 2024.
"Habis Lebaran, tarif transportasi seperti pesawat sudah normal lagi," ujarnya.
Adapun inflasi Kepri pada Mei 2024 sebesar 0,37 persen terhadap April 2024 secara bulanan (month to month). Sementara inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,67 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,39.
"Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,18 persen," ungkap Darwis.