Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau mengajak perbankan mendukung dalam menciptakan pelayanan nontunai pada dua objek retribusi yaitu retribusi persampahan dan parkir tepi.
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Rabu, mengatakan dua objek retribusi tersebut memiliki potensi penerimaan daerah yang luar biasa, sehingga penting mendapat dukungan dalam penerapan nontunai.
"Saya ajak perbankan juga mau mendukung dan berinovasi untuk menciptakan nontunai di dua retribusi ini," ujar Jefridin.
Ia menjelaskan untuk retribusi parkir tepi jalan diproyeksikan bisa mencapai Rp35 miliar hingga 40 miliar per tahun, tetapi selama ini setiap tahun hanya mampu Rp15 miliar.
"Sementara untuk retribusi sampah tidak jauh berbeda. Meskipun harus sejalan dengan pelayanan, namun retribusi sampah bisa lebih optimal dibanding yang ada saat ini. Satu tahun kita bisa dapat Rp40 miliar lebih. Kalau bisa nontunai akan sangat baik sekali," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam Salim menyebutkan untuk retribusi parkir tepi jalan sedang dalam proses untuk penerapan nontunai di 100 titik lokasi parkir di Batam.
"Kita coba nontunai dengan dukungan salah satu bank BUMN. Mudah-mudahan kebocoran yang selama ini terjadi bisa diminimalisasi," kata Salim.
Dishub Kota Batam juga mencatat 442 titik parkir di kota itu sebagai potensi pendapatan retribusi daerah pada 2024.
Ia menyampaikan Dishub juga menerapkan parkir berlangganan sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi parkir.
"Sampai saat ini sudah 442 titik parkir, dengan jumlah juru parkir (jukir) di tepi jalan sebanyak 585 orang," ujar Salim.
Baca juga:
Pertumbuhan ekonomi Batam picu kenaikan kebutuhan energi listrik
Polda Kepri tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris personel Polantas
BPJS Ketenagakerjaan targetkan perlindungan sosial untuk nelayan di Kepri
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Rabu, mengatakan dua objek retribusi tersebut memiliki potensi penerimaan daerah yang luar biasa, sehingga penting mendapat dukungan dalam penerapan nontunai.
"Saya ajak perbankan juga mau mendukung dan berinovasi untuk menciptakan nontunai di dua retribusi ini," ujar Jefridin.
Ia menjelaskan untuk retribusi parkir tepi jalan diproyeksikan bisa mencapai Rp35 miliar hingga 40 miliar per tahun, tetapi selama ini setiap tahun hanya mampu Rp15 miliar.
"Sementara untuk retribusi sampah tidak jauh berbeda. Meskipun harus sejalan dengan pelayanan, namun retribusi sampah bisa lebih optimal dibanding yang ada saat ini. Satu tahun kita bisa dapat Rp40 miliar lebih. Kalau bisa nontunai akan sangat baik sekali," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam Salim menyebutkan untuk retribusi parkir tepi jalan sedang dalam proses untuk penerapan nontunai di 100 titik lokasi parkir di Batam.
"Kita coba nontunai dengan dukungan salah satu bank BUMN. Mudah-mudahan kebocoran yang selama ini terjadi bisa diminimalisasi," kata Salim.
Dishub Kota Batam juga mencatat 442 titik parkir di kota itu sebagai potensi pendapatan retribusi daerah pada 2024.
Ia menyampaikan Dishub juga menerapkan parkir berlangganan sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi parkir.
"Sampai saat ini sudah 442 titik parkir, dengan jumlah juru parkir (jukir) di tepi jalan sebanyak 585 orang," ujar Salim.
Baca juga:
Pertumbuhan ekonomi Batam picu kenaikan kebutuhan energi listrik
Polda Kepri tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris personel Polantas
BPJS Ketenagakerjaan targetkan perlindungan sosial untuk nelayan di Kepri