Moskow (ANTARA) - Keputusan Prancis yang melarang atlet berhijab pada Olimpiade Musim Panas Paris adalah "tindakan segregasi yang mencolok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Jumat.
Pernyataan itu muncul sehari setelah pelari cepat (sprinter) asal Prancis Sounkamba Sylla mengatakan dia dilarang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade karena dia mengenakan jilbab.
"Tindakan segregasi terang-terangan lainnya terjadi di Paris kemarin... Sudah jelas bahwa bahkan sebelum Olimpiade, acara olahraga ini tidak ada hubungannya dengan tujuan gerakan Olimpiade ... dan dalam semua hal bertentangan dengan semangat Olimpiade," kata Zakharova.
Dia membandingkan larangan tersebut dengan diskriminasi yang dihadapi oleh atlet dan jurnalis Rusia dan Belarusia di Olimpiade.
Sumber: Sputnik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade
Pernyataan itu muncul sehari setelah pelari cepat (sprinter) asal Prancis Sounkamba Sylla mengatakan dia dilarang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade karena dia mengenakan jilbab.
"Tindakan segregasi terang-terangan lainnya terjadi di Paris kemarin... Sudah jelas bahwa bahkan sebelum Olimpiade, acara olahraga ini tidak ada hubungannya dengan tujuan gerakan Olimpiade ... dan dalam semua hal bertentangan dengan semangat Olimpiade," kata Zakharova.
Dia membandingkan larangan tersebut dengan diskriminasi yang dihadapi oleh atlet dan jurnalis Rusia dan Belarusia di Olimpiade.
Sumber: Sputnik
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade