Batam (ANTARA Kepri) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ibnu Sina Kota Batam bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS setempat mengajak semua pihak memerangi penyebaran dan penularan HIV/AIDS.
Apalagi, penyakit itu juga telah merambah pada ibu rumah tangga dan anak-anak.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Ibnu Sina Untung Said di Batam, Kamis menyatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali masyarakat agar selalu waspada terhadap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
"Aksi ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa atas masih tingginya penderita HIV/AIDS di Kota Batam. Melalui aksi ini kami juga mengajak seluruh pihak untuk memerangi penyebaran dan penularan HIV/AIDS di tengah masyarakat," ujarnya.
Menurut Untung, banyaknya ibu rumah tangga yang telah terjangkit HIV/AIDS menunjukkan bahwa virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut telah merambah pada kalangan tidak beresiko.
"Bila menjangkiti ibu rumah tangga, kemungkinannya untuk menularkan pada anak-anak yang mereka kandung sangat besar. Ini harus segera disadari dan dicegah," kata dia.
Berdasarkan data KPA Kota Batam, selama Januari hingga September 2011, ditemukan sebanyak 271 kasus HIV baru di Kota Batam. Dari jumlah tersebut, sebanyak 101 kasus dinyatakan positif AIDS.
"Hingga September 2011, sudah 49 orang meninggal akibat AIDS," ujar Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Batam, Pieter Pureklolong.
Menurut Pieter, jumlah penderita HIV-AIDS meninggal setiap tahun cenderung terus meningkat.
Dikatakannya, sejak 1992 tercacat lebih dari 1.600 warga Batam terjangkit HIV-AIDS dan rata-rata penderita berusia produktif (20-49 tahun).
"Hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK) menjadi faktor utama perkembangan HIV di Batam dengan persentase mencapai 42 persen," katanya.
Selain laki-laki pelanggan PSK, kata Pieter, golongan masyarakat yang rentan terjangkit HIV ialah PSK, penyuka sesama jenis (waria/pria suka pria), pengguna narkotika suntik, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan.
Kasus HIV yang terdeteksi tersebut hanya sebagian kecil saja dan yang belum terdeteksi jauh lebih besar.
"Sejak 1992 sudah lebih dari 1600 orang di Batam terinveksi HIV/AIDS, lebih dari 200 orang telah meninggal karena virus tersebut," kata Pieter.
(pso-292/A035)
Apalagi, penyakit itu juga telah merambah pada ibu rumah tangga dan anak-anak.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Ibnu Sina Untung Said di Batam, Kamis menyatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali masyarakat agar selalu waspada terhadap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
"Aksi ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa atas masih tingginya penderita HIV/AIDS di Kota Batam. Melalui aksi ini kami juga mengajak seluruh pihak untuk memerangi penyebaran dan penularan HIV/AIDS di tengah masyarakat," ujarnya.
Menurut Untung, banyaknya ibu rumah tangga yang telah terjangkit HIV/AIDS menunjukkan bahwa virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut telah merambah pada kalangan tidak beresiko.
"Bila menjangkiti ibu rumah tangga, kemungkinannya untuk menularkan pada anak-anak yang mereka kandung sangat besar. Ini harus segera disadari dan dicegah," kata dia.
Berdasarkan data KPA Kota Batam, selama Januari hingga September 2011, ditemukan sebanyak 271 kasus HIV baru di Kota Batam. Dari jumlah tersebut, sebanyak 101 kasus dinyatakan positif AIDS.
"Hingga September 2011, sudah 49 orang meninggal akibat AIDS," ujar Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Batam, Pieter Pureklolong.
Menurut Pieter, jumlah penderita HIV-AIDS meninggal setiap tahun cenderung terus meningkat.
Dikatakannya, sejak 1992 tercacat lebih dari 1.600 warga Batam terjangkit HIV-AIDS dan rata-rata penderita berusia produktif (20-49 tahun).
"Hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK) menjadi faktor utama perkembangan HIV di Batam dengan persentase mencapai 42 persen," katanya.
Selain laki-laki pelanggan PSK, kata Pieter, golongan masyarakat yang rentan terjangkit HIV ialah PSK, penyuka sesama jenis (waria/pria suka pria), pengguna narkotika suntik, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan.
Kasus HIV yang terdeteksi tersebut hanya sebagian kecil saja dan yang belum terdeteksi jauh lebih besar.
"Sejak 1992 sudah lebih dari 1600 orang di Batam terinveksi HIV/AIDS, lebih dari 200 orang telah meninggal karena virus tersebut," kata Pieter.
(pso-292/A035)