Batam (ANTARA Kepri) - Badan Pengusahaan Batam menawarkan lahan seluas 100 hektar di Tanjung Sauh dan Kabil sebagai alternatif pembangunan pelabuhan peti kemas selain kawasan Batuampar.

"Selain Batuampar, kami juga akan menawarkan Tanjung Sauh dan Kabil untuk dibangun pelabuhan peti kemas dalam rencana tender ulang pembanguan pelabuhan peti kemas di Batam," kata Direktur Perencanaan Teknik Badan Pengusahaan (BP) Batam, Istono, di Batam, Rabu.

Ia mengatakan, nilai investasi untuk membangun pelabuhan peti kemas Tanjung Sauh yang memiliki lahan sekitar 100 hektare mencapai Rp3 triliun, sedangkan Batuampar membutuhkan sekitar Rp1,5 triliun.

Istono mengatakan, sebelumnya BP Batam telah melakukan penjajakan dengan Evergreen (Amerika Serikat) dan Indoport (Inggris) untuk pembangunan Tanjung Sauh, namun batal terealisasi.

"Bersama dengan Batuampar, kami akan coba tawarkan lagi Tanjung Sauh pada investor. Sesuai tata ruang, Tanjung Sauh memang diperuntukkan untuk pembangunan pelabuhan," kata dia.

Ia mengatakan, saat ini telah banyak investor yang berminat membangun pelabuhan peti kemas di Tanjung Sauh salah satunya Pelindo.

"Semua harus sesuai dengan mekanisme, siapapun peminatnya, kami terbuka. Sepanjang sesuai, sejauh ini banyak peminatnya, diantaranya Pelindo. Kami sedang menunggu perkembangannya," kata Istono.

Rencana pengembangan Tanjung sauh sebagai pelabuhan peti kemas kembali muncul, menyusul rencana pengembangan Pelabuhan Kontainer Batuampar terancam tertunda direalisasikan setelah pemenang tender terdahulu Compagnie Maritime Affretement-Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) asal Prancis menyatakan mundur pada Agustus 2011 dengan alasan krisis global.

Direktur Pelayanan terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Hmas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, menjelaskan pihaknya tengah mempersiapkan dokumen untuk proses tender ulang dan setelah dokumen selesai baru bisa diperkirakan kapan tender akan dilaksanakan.

Sebelum ada investor baru yang membangun pelabuhan peti kemas di Batam, BP Batam akan melakukan perluasan pelabuhan Baruampar dengan aanggaran Rp366 miliar dari APBN yang akan dikerjakan dalam tiga tahun.

"Tahun pertama pagu anggaran sebesar Rp63,7 Miliar, tahun kedua Rp200 Miliar, dan tahun ketiga Rp102 Miliar," kata dia.

Menurut Djoko, perluasan dilakukan agar pelabuhan tersebut tetap layak digubakan sebagai pendukung status Batam sebagai daerah perdagangan bebas.

(KR-LNO/A027)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024