Tanjungpinang (ANTARA) - Bulog Cabang Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) secara bertahap bakal menambah stok 2.000 ton beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan).

"Awal September masuk lagi 2.000 ton dari Jakarta ke Tanjungpinang," Kepala Bulog Cabang Tanjungpinang Arief Alhadihaq di Tanjungpinang, Sabtu.

Arief menyebut saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog Tanjungpinang tersisa sekitar 380 ton atau bertahan hingga satu bulan ke depan.

Dengan adanya estimasi penambahan 2.000 beras dalam waktu dekat, maka pasokan CBP di gudang Bulog Tanjungpinang bakal tersedia memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun, karena kebutuhan beras di Pulau Bintan per bulan sekitar 300-350 ton.

Selain itu, kata Arief, Bulog Tanjungpinang juga masih menyimpan beras komersil atau premium sekitar tiga ton, minyak goreng 1.000 liter kosong, gula pasir empat ton dan daging beku kosong.

"Ada juga penambahan gula, minyak goreng dan daging dalam waktu dekat ini," kata dia.

Arief melanjutkan beras yang masuk ke Tanjungpinang diimpor dari luar negeri, seperti Thailand, Myanmar, Vietnam hingga Pakistan.

Namun demikian ada juga yang diproduksi di dalam negeri, misalnya regional Pulau Sumatera, sentra produksinya tersebar di Sumatera Selatan dan Lampung.

Sementara harga beras di Tanjungpinang masih mengacu pada putusan badan pangan nasional (Bapanas) tanggal 1 Mei 2024, di mana beras SPHP di gudang bulog sebesar Rp11.300 per kilogram, sedangkan harga eceran tertinggi (HET) di pasaran sebesar Rp13.100 per kilogram. Untuk kemasan lima kilogram sebesar Rp65.500 per kilogram.

Kemudian, beras premium Rp13,500 per kilogram, gula Rp14.000 per kilogram, dan minyak goreng kemasan Rp15 ribu per liter.

Ia menambahkan untuk di Tanjungpinang, penjualan beras SPHP oleh mitra kerja bulog seperti rumah pangan kita (RPK) terpantau di bawah HET. Rata-rata di kisaran Rp62.000 sampai Rp63.000 per kilogram.

"Kalau ada yang menjual di atas HET akan ditegur bahkan bisa dilakukan pemutusan kerja sama. Total ada sekitar 60 RPK tersebar di Pulau Bintan," demikian Arief.
 

Pewarta : Ogen
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2024