Batam (ANTARA) - Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Kepulauan Riau, menegaskan bahwa ikan dari budi daya keramba yang ditemukan mati di Kampung Belian, Batam Kota, dinyatakan negatif dari penyakit Red Seabream Iridovirus Disease (RSIVD).

Pada bulan Agustus lalu, ditemukan beberapa ikan mati oleh para nelayan keramba apung, dilaporkan setiap harinya terdapat 6-9 ikan yang mati.

“Tidak ada kematian ikan secara massal. Setelah kami telusuri kembali, banyak ikan yang sehat, lalu kami mengambil sampel untuk dicek di laboratorium untuk menemukan sebab kematian,” kata Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Diskan Batam Cicik Kurniawati saat dihubungi di Batam, Kamis.

Hasil negatif yang diperoleh Diskan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau yang berlokasi di Batam Centre mengonfirmasi bahwa ikan-ikan yang ditemukan tidak mati karena sebuah penyakit.

"Karena hasil laboratorium menunjukkan negatif RSIVD, kemungkinan besar kematian ikan ini disebabkan oleh masalah kebersihan jaring keramba yang kurang terawat," ujar Cicik.

Ia menambahkan bahwa jaring yang tidak dibersihkan secara rutin dapat menyebabkan ikan tergores oleh benda asing yang menempel di jaring, sehingga mengakibatkan luka, dan pada akhirnya kematian.

“Kami di Diskan bertugas untuk memberikan penyuluhan kepada para nelayan budi daya ikan terkait pentingnya perawatan keramba. Kami selalu mengingatkan agar jaring dibersihkan minimal sebulan sekali, diangkat, dan dijemur untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi,” katanya pula.

Cicik juga menegaskan bahwa nelayan yang menemukan ikan mati atau sakit di keramba mereka harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Perikanan agar bisa ditindaklanjuti.

"Seperti kasus di Kampung Belian ini, kami akan menelusuri setiap laporan yang masuk untuk memastikan tidak ada masalah serius yang bisa merugikan para nelayan," ujarnya lagi.

Diskan Batam berharap para nelayan dapat lebih menjaga kebersihan budi daya ikan mereka agar dapat mencegah kematian dan menjaga kesehatan ikan.


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Laily Rahmawaty
Copyright © ANTARA 2024