Batam (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Utara (Sumbagut) mencatat sebanyak 85.000 kendaraan di Kepri sudah mendaftar program Subsidi Tepat Pertalite yang merupakan upaya penyaluran BBM bersubsidi agar tepat sasaran.
Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Kepri Gilang Hisyam di Batam, Jumat, mengatakan telah menyiapkan posko pengaduan guna membantu dan melayani pengendara yang mengalami kendala saat mendaftar Program Subsidi Tepat Pertalite melalui situs web.
"Di Kota Batam ada sebanyak 37 SPBU dan di seluruh Kepri sebanyak 53 SPBU. Dibuka dari pukul 8 pagi sampai 5 sore," ujar Gilang.
Dalam sehari, pihaknya mencatat sebanyak 4.000-5.000 pengendara mendaftarkan kendaraan dalam program Subsidi Tepat Pertalite.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait program Subsidi Tepat Pertalite.
Gilang menjelaskan jika pengendara roda empat telah mendaftar Program Subsidi Tepat Pertalite, maka akan mendapatkan QR Code yang digunakan pada saat pembelian BBM.
Hingga saat ini, Pertamina tetap melayani pengendara yang belum mendaftar program Subsidi Tepat Pertalite.
"Tidak ada pembatasan dalam pembelian Pertalite, meskipun kendaraan itu belum mendaftar Subsidi Tepat Pertalite. Tentunya kami berharap pada 1 Oktober 2024 mendatang seluruh mobil yang menggunakan BBM Pertalite sudah memiliki barcode atau QR," kata Gilang.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan langkah antisipasi terhadap kemungkinan kendala dalam pendaftaran Program Subsidi Tepat Pertalite.
Sales Area Manager (SAM) Kepri Pertamina Patra Niaga Bagus Handoko di Batam, Jumat, mengatakan, pihaknya menyiagakan layanan pengaduan di setiap SPBU yang ada, serta di Kantor Pertamina Kepri untuk membantu masyarakat yang mengalami kendala saat melakukan pendaftaran Program Subsidi Tepat Pertalite.
Ia menjelaskan ada beberapa kendala terkait integrasi database kendaraan baru antara Samsat dan Korlantas.
Namun, ia memastikan bahwa populasi masalahnya sangat kecil, di bawah 5 persen, dan tim Pertamina sudah siap siaga untuk mengatasi kendala tersebut.
"Kami di pusat sudah terintegrasi data dengan Korlantas, sementara masing-masing Samsat punya database yang biasanya butuh waktu untuk diintegrasikan," kata Bagus.
Baca juga: 85 ribu elpiji 3 kg disalurkan ke pangkalan di Batam dalam kurun waktu dua minggu
Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Kepri Gilang Hisyam di Batam, Jumat, mengatakan telah menyiapkan posko pengaduan guna membantu dan melayani pengendara yang mengalami kendala saat mendaftar Program Subsidi Tepat Pertalite melalui situs web.
"Di Kota Batam ada sebanyak 37 SPBU dan di seluruh Kepri sebanyak 53 SPBU. Dibuka dari pukul 8 pagi sampai 5 sore," ujar Gilang.
Dalam sehari, pihaknya mencatat sebanyak 4.000-5.000 pengendara mendaftarkan kendaraan dalam program Subsidi Tepat Pertalite.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait program Subsidi Tepat Pertalite.
Gilang menjelaskan jika pengendara roda empat telah mendaftar Program Subsidi Tepat Pertalite, maka akan mendapatkan QR Code yang digunakan pada saat pembelian BBM.
Hingga saat ini, Pertamina tetap melayani pengendara yang belum mendaftar program Subsidi Tepat Pertalite.
"Tidak ada pembatasan dalam pembelian Pertalite, meskipun kendaraan itu belum mendaftar Subsidi Tepat Pertalite. Tentunya kami berharap pada 1 Oktober 2024 mendatang seluruh mobil yang menggunakan BBM Pertalite sudah memiliki barcode atau QR," kata Gilang.
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan langkah antisipasi terhadap kemungkinan kendala dalam pendaftaran Program Subsidi Tepat Pertalite.
Sales Area Manager (SAM) Kepri Pertamina Patra Niaga Bagus Handoko di Batam, Jumat, mengatakan, pihaknya menyiagakan layanan pengaduan di setiap SPBU yang ada, serta di Kantor Pertamina Kepri untuk membantu masyarakat yang mengalami kendala saat melakukan pendaftaran Program Subsidi Tepat Pertalite.
Ia menjelaskan ada beberapa kendala terkait integrasi database kendaraan baru antara Samsat dan Korlantas.
Namun, ia memastikan bahwa populasi masalahnya sangat kecil, di bawah 5 persen, dan tim Pertamina sudah siap siaga untuk mengatasi kendala tersebut.
"Kami di pusat sudah terintegrasi data dengan Korlantas, sementara masing-masing Samsat punya database yang biasanya butuh waktu untuk diintegrasikan," kata Bagus.
Baca juga: 85 ribu elpiji 3 kg disalurkan ke pangkalan di Batam dalam kurun waktu dua minggu