Yerusalem (ANTARA) - Militer Israel pada Ahad menyatakan tewasnya komandan brigade mereka di Jalur Gaza utara, yang pertama setingkat komandan sejak serangan darat di Gaza dimulai pada 27 Oktober 2023.
"Komandan Brigade Lapis Baja ke-401 IDF (Tentara Israel), Kolonel Ehsan Daqsa, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara hari ini," kata militer dalam sebuah pernyataan.
"Tank Daqsa dan lainnya terkena ledakan bom selama operasi di Jabalia, tambah pernyataan itu.
Ini menandai kematian pertama yang dikonfirmasi dari seorang komandan brigade berpangkat kolonel dalam serangan yang sedang berlangsung, yang digambarkan oleh Palestina sebagai perang genosida yang didukung oleh AS.
Dengan kematian Daqsa, korban tewas militer Israel sejak 7 Oktober menjadi 749, dengan hampir 5.000 lainnya terluka di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Israel utara, menurut data dari militer.
Sebelumnya, sayap perlawanan kelompok Palestina Hamas, Birgade Al-Qassam menyatakan bahwa penembak jitu mereka berhasil menyasar dua tentara Israel dan kendaraan militer di Gaza utara.
Pejuang Al-Qassam "berhasil menembak dua tentara Israel dengan tembakan langsung di Blok 2 kamp pengungsi Jabalia," kata kelompok itu.
Dikatakan pula bahwa tank Merkava Israel terkena rudal Yassin 105 dan pengangkut pasukan Namer terkena rudal Tandem di sebelah barat Jabalia.
Kelompok itu juga mengatakan pihaknya "menyerang dua kendaraan pengangkut pasukan Israel dengan alat peledak dan rudal Yassin 105, yang menyebabkan jatuhnya korban di antara awak kendaraan tersebut.”
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran, yang kini memasuki hari ke-16, di Gaza utara di tengah pengepungan yang menyesakkan di daerah itu.
Serangan itu merupakan episode terbaru dalam serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 99.800 lainnya sejak tahun lalu menyusul serangan Hamas.
Perang Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Israel bombardir rumah sakit...
Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia bertubi-tubi dibombardir oleh pasukan Israel pada Minggu (20/10), di tengah serangan hebat yang terus berlangsung di Gaza utara, kata seorang pejabat.
Hossam Abu Safiya, direktur rumah sakit tersebut, memastikan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel telah merusak tangki air dan jaringan listrik rumah sakit, sehingga layanan medis terganggu secara parah.
Area di sekitar rumah sakit telah menjadi sasaran pengeboman dan tembakan intensif selama beberapa jam, menempatkan pasien dan staf medis dalam bahaya besar, tambahnya.
Serangan terhadap rumah sakit ini merupakan bagian dari kampanye serangan udara dan artileri yang tiada henti, yang telah mengguncang Gaza utara selama 16 hari.
Kamp pengungsi Jabalia dan daerah sekitarnya juga terkena dampak serangan yang sangat keras, dengan saksi mata melaporkan asap tebal membubung dari lingkungan yang hancur.
Serangan yang terus berlanjut ini telah menghancurkan berbagai infrastruktur sipil secara signifikan, dengan saksi mata menjelaskan bahwa area di sekitar rumah sakit Al-Awda dan Al-Yemen Al-Saeed terkena serangan yang semakin intensif dan berkelanjutan.
Sumber medis mengatakan bahwa pasukan Israel telah menjebak puluhan ribu warga Palestina di rumah mereka di Gaza utara, memblokir akses ke makanan dan air selama lebih dari dua pekan, menciptakan situasi kemanusiaan yang sangat genting.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Militer Israel sebut komandannya tewas dalam operasi di Jabalia, Gaza
"Komandan Brigade Lapis Baja ke-401 IDF (Tentara Israel), Kolonel Ehsan Daqsa, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara hari ini," kata militer dalam sebuah pernyataan.
"Tank Daqsa dan lainnya terkena ledakan bom selama operasi di Jabalia, tambah pernyataan itu.
Ini menandai kematian pertama yang dikonfirmasi dari seorang komandan brigade berpangkat kolonel dalam serangan yang sedang berlangsung, yang digambarkan oleh Palestina sebagai perang genosida yang didukung oleh AS.
Dengan kematian Daqsa, korban tewas militer Israel sejak 7 Oktober menjadi 749, dengan hampir 5.000 lainnya terluka di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Israel utara, menurut data dari militer.
Sebelumnya, sayap perlawanan kelompok Palestina Hamas, Birgade Al-Qassam menyatakan bahwa penembak jitu mereka berhasil menyasar dua tentara Israel dan kendaraan militer di Gaza utara.
Pejuang Al-Qassam "berhasil menembak dua tentara Israel dengan tembakan langsung di Blok 2 kamp pengungsi Jabalia," kata kelompok itu.
Dikatakan pula bahwa tank Merkava Israel terkena rudal Yassin 105 dan pengangkut pasukan Namer terkena rudal Tandem di sebelah barat Jabalia.
Kelompok itu juga mengatakan pihaknya "menyerang dua kendaraan pengangkut pasukan Israel dengan alat peledak dan rudal Yassin 105, yang menyebabkan jatuhnya korban di antara awak kendaraan tersebut.”
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran, yang kini memasuki hari ke-16, di Gaza utara di tengah pengepungan yang menyesakkan di daerah itu.
Serangan itu merupakan episode terbaru dalam serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 99.800 lainnya sejak tahun lalu menyusul serangan Hamas.
Perang Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Israel bombardir rumah sakit...
Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia bertubi-tubi dibombardir oleh pasukan Israel pada Minggu (20/10), di tengah serangan hebat yang terus berlangsung di Gaza utara, kata seorang pejabat.
Hossam Abu Safiya, direktur rumah sakit tersebut, memastikan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel telah merusak tangki air dan jaringan listrik rumah sakit, sehingga layanan medis terganggu secara parah.
Area di sekitar rumah sakit telah menjadi sasaran pengeboman dan tembakan intensif selama beberapa jam, menempatkan pasien dan staf medis dalam bahaya besar, tambahnya.
Serangan terhadap rumah sakit ini merupakan bagian dari kampanye serangan udara dan artileri yang tiada henti, yang telah mengguncang Gaza utara selama 16 hari.
Kamp pengungsi Jabalia dan daerah sekitarnya juga terkena dampak serangan yang sangat keras, dengan saksi mata melaporkan asap tebal membubung dari lingkungan yang hancur.
Serangan yang terus berlanjut ini telah menghancurkan berbagai infrastruktur sipil secara signifikan, dengan saksi mata menjelaskan bahwa area di sekitar rumah sakit Al-Awda dan Al-Yemen Al-Saeed terkena serangan yang semakin intensif dan berkelanjutan.
Sumber medis mengatakan bahwa pasukan Israel telah menjebak puluhan ribu warga Palestina di rumah mereka di Gaza utara, memblokir akses ke makanan dan air selama lebih dari dua pekan, menciptakan situasi kemanusiaan yang sangat genting.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Militer Israel sebut komandannya tewas dalam operasi di Jabalia, Gaza