Riyadh (ANTARA) - Arab Saudi pada Rabu (30/10) mengadakan pertemuan pertama aliansi global di Riyadh guna mendorong solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyebut pertemuan tersebut sebagai “langkah pertama dari serangkaian langkah dengan partisipasi 90 negara.”
Ia mengatakan bahwa Kerajaan “akan menggalang opini publik internasional melawan praktik Israel terhadap rakyat Palestina.”
“Pembentukan negara Palestina adalah syarat Kerajaan untuk melanjutkan normalisasi hubungan dengan Israel,” tegasnya.
Aliansi global ini diluncurkan oleh Arab Saudi pada September lalu untuk mendorong solusi dua negara bagi konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini.
Pada Senin (28/10), Otoritas Palestina menyatakan harapannya bahwa pertemuan aliansi global ini akan memperkuat upaya mengakhiri pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza sejak serangan oleh Hamas tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Hingga saat ini, hampir 43.100 orang tewas, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 101.500 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah memaksa hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan parah pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya yang brutal di Gaza.
Sumber: Anadolu
WHO desak...
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (30/10) kembali mendesak agar segera dilakukan gencatan senjata tanpa syarat, dengan menekankan bahwa ini adalah satu-satunya solusi untuk melindungi sistem kesehatan yang runtuh di Jalur Gaza.
“Nyawa bergantung pada hal ini,” tulis Tedros di X. “Seiring dengan memburuknya situasi di seluruh Gaza, terutama di utara, menjaga rumah sakit tetap berfungsi sangatlah penting.”
Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu fasilitas kesehatan utama di Gaza utara, menghadapi gelombang pasien trauma akibat konflik yang tak kunjung reda, menurut penilaian terbaru WHO.
Dengan hanya satu dokter spesialis anak, satu ahli bedah ortopedi, dan staf perawat yang terbatas, rumah sakit tersebut kesulitan memberikan perawatan dasar di tengah kekurangan parah tenaga medis dan persediaan, menurut laporan WHO.
Situasi semakin parah karena kerusakan bangunan akibat serangan baru-baru ini yang menghancurkan empat ambulans milik rumah sakit, ungkap WHO.
Meskipun kebutuhan layanan medis sangat mendesak di wilayah utara, sumber daya rumah sakit sudah mencapai titik kritis.
Sebagai tanggapan, WHO mengoordinasikan pemindahan 23 pasien kritis dan 21 pendamping dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Arab Saudi gelar rapat pertama Aliansi Global dorong solusi dua negara