Batam (ANTARA) - Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terus mendorong pengembangan budidaya ikan hias di kota dengan monitoring dan pembinaan.
Menurut Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Batam Cicik Kurniawati, budidaya ikan hias di Batam masih berjalan meski sempat mengalami penurunan setelah masa pandemi.
“Saat pandemi COVID-19, tren ikan hias sangat luar biasa. Namun, kini hanya sekitar 20 kelompok yang masih aktif, pada masanya bisa sampai 50,” ujar Cicik.
Untuk bulan ini, produksi ikan hias mencapai 66.850 ekor, dengan dominasi jenis cupang, koi, dan koki.
Dari data yang dihimpun, Sekupang menjadi kecamatan dengan produksi tertinggi, yaitu 40.700 ekor, sementara itu jenis ikan tawar terbanyak mencapai 15.150 ekor cupang dan 15.000 ekor koi.
Sebagian besar pelaku budidaya di Batam mengelola ikan hias seperti koki, koi, komet, moli, cupang, platys, dan manfish.
“Kami memberikan monitoring dan pembinaan rutin kepada para pembudidaya agar memperhatikan lingkungan, pemilihan indukan, pakan yang sesuai, dan obat-obatan yang aman,” jelas Cicik.
Pembudidaya ikan hias Siti Majili mengatakan bahwa tokonya masih sering mendapat pesanan di daerah sekitar Batam seperti Tanjung Batu dan Tanjungpinang.
“Yang paling diminati pembeli yaitu glofish, koki, koi dan molly. Untuk ikan hias penjualannya memang musiman, tidak pasti untuk setiap tahunnya. Harganya juga berbeda, ada yang lumayan murah seperti 4 ekor molly untuk Rp10.000, dan Rp5 juta untuk satu ikan arwana,” katanya.
Diharapkan dengan dukungan Diskan dalam proses monitoring dan pembinaan, dapat terus mendata produksi ikan hias dan perkembangannya di Kota Batam.
Baca juga: Dinas Perikanan Batam adopsi teknologi budidaya modern optimalkan produksi ikan