Batam (ANTARA) - Sejumlah warga Kelurahan Muka Kuning, Kota Batam, Kepulauan Riau, mendukung upaya Polda Kepri menjadikan Kampung Aceh yang ada di kelurahan tersebut sebagai Kampung Sehat Madani.

Polda Kepri memulai pencanangan Kampung Sehat Madani di Kelurahan Muka Kuning dengan melaksanakan operasi penertiban dan penindakan peredaran narkoba, Kamis, sebanyak 92 warga terjaring, 88 di antaranya positif narkoba.

“Kegiatan (operasi penindakan) tersebut memang diharapkan oleh masyarakat. Karena semua aktifitas yang negatif akan memberikan dampak buruk di tengah-tengah masyarakat,” kata Lurah Muka Kuning Yopi Himawan kepada ANTARA dihubungi di Batam, Jumat.

Yopi menyebut, luas Kelurahan Muka Kuning sekitar 7 hektare dihuni sekitar 1.000 jiwa, terdiri atas 10 rukun warga (RW), di mana tiga RW di antaranya tidak memiliki legalitas atau dihuni secara liar oleh masyarakat, disebut juga dengan istilah ruli (rumah liar).

Lokasi penindakan yang dilakukan tim gabungan tersebut, berada di wilayah yang legalitas lahannya belum jelas. Dan sebagian besar yang menempati kawasan tersebut adalah pendatang.

“Mungkin sebagian warga yang positif narkoba itu pendatang. Ini bisa dilihat dari identitas kependudukannya,” kata Yopi.

Sebagai aparat pemerintahan, Yopi mendukung pencanangan Kampung Sehat Madani dengan harapan terciptanya kampung sehat madani dan bisa mengubah citra Simpang Dam, terutama Kampung Aceh menjadi lebih baik.

“Dengan adanya kampung sehat madani nanti diharapkan terciptanya masyarakat yang sehat mental, jasmani, rohani yang nanti juga akan berimbas ke produktifitas masyarakat juga,” ujarnya.

Yopi juga berharap, sinergi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah semakin solid dan kompak mewujudkan Kampung Aceh, Simpang Dam sebagai kampung sehat madani.

Menurut salah seorang warga, hampir semua yang diamankan petugas karena positif narkoba adalah pendatang.

Bude, sapaan akrab seorang warga yang sudah menempati kawasan Simpang Dam sejak 2000, mengaku tidak semua warga di kampung tersebut terlibat narkoba.

“Jadi kebanyakan yang terlibat itu ada dia pendatang. Kami penduduk yang sudah lama menempati wilayah ini tidak ada berurusan dengan mereka,” kata Bude.

Dia menyebut, awal mula kampung tersebut seperti kampung biasa pada umumnya. Baru-baru ini, kampung tersebut mendapatkan citra negatif sebagai kampung narkoba, karena seringnya dilakukan penggerebekan dan aktivitas narkoba.

Meski demikian, warga yang sudah lama menempati kawasan tersebut, tetap hidup normal seperti biasa, anak-anak mereka tetap bersekolah walaupun di kawasan tersebut kerap dijadikan tempat pemakaian narkoba dan jual beli narkoba.

“Kami aman-aman saja tinggal dini. Kalau orang-orang pendatang itu macam-macam di sini, justru mereka takut sama warga tempatan,” kata Bude, yang sehari-hari bekerja sebagai juru masak di apartemen.


Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024