Aceh (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian ESDM memastikan semua gunung api di Indonesia akan terawasi secara penuh, khususnya enam gunung api berstatus siaga dan awas yang aktivitas vulkanisnya meningkat signifikan dalam waktu beberapa hari terakhir.
"Itu yang sedang peningkatan aktivitas seperti Gunung Lewotobi Laki-laki, Iya, Marapi dan lainnya, akan terus diidentifikasi. Saya pikir ini menjadi tentangan kita ke depan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, Sabtu.
Berdasarkan data tingkat aktivitas gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi sampai dengan hari ini Sabtu (9/11) dilaporkan ada lima gunung api yang berstatus siaga dan satu berstatus awas.
Gunung yang berstatus siaga antara lain, Gunung Awu (Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara), Gunung Ibu (Pulau Halmahera, Maluku) Gunung Iya (Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur), Gunung Marapi (Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat) dan Gunung Merapi (Jawa Tengah - D.I Yogyakarta).
Selanjutnya Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang terhitung sejak Senin (4/11) dini hari ditetapkan berstatus Awas.
"Selalu kami sosialisasikan ke masyarakat, pemerintah daerah khususnnya, peningkatan status dilakukan supaya bisa menjadi rujukan dalam mengantisipasi setiap kemungkinan," kata dia.
Beberapa aktivitas signifikan yang teramati oleh PVMBG Badan Geologi misalnya seperti Gunung Merapi yang meluncurkan guguran lava sebanyak 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer diiringi aktivitas kegempaan erupsi, pada Jumat (8/11).
Terbaru Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur memuntahkan abu vulkanik lebih kurang 9 kilometer ke udara dari puncak kawah gunung api itu atau 10 kilometer dari permukaan laut, Sabtu pagi.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tersebut diketahui jauh lebih besar setidaknya dibandingkan dengan empat erupsi yang terjadi Jumat (8/11) pada pukul 12.00 Wita - 18.00 Wita, yang memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom 2,5 meter -- 8.000 meter.
Untuk itu, Wafid memastikan bahwa para petugas vulkanologi akan menjadi garda terdepan yang selalu siap siaga tidak hanya mengamati tapi mengidentifikasi secara penuh setiap aktivitas gunung api tersebut selama 24 jam sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Kita terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi karena hujan itu turun akibat pertumbuhan awan ini sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Sabtu.
Pemantauan awan-awan konvektif ini, agar BMKG bisa menganalisa serta memberikan laporan akurat kepada pemangku kepentingan terkait langkah apa saja yang mesti dilakukan jika terjadi musim hujan.
Apalagi, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau memperkirakan hingga Desember 2024 Provinsi Sumbar berpotensi besar diguyur hujan dengan intensitas yang signifikan.
BMKG setempat mewanti-wanti intensitas curah hujan yang tinggi bahkan ekstrem dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024 dan menelan puluhan korban jiwa.
"Yang kita waspadai itu ketika terjadi hujan lebat, maka tumpukan material di atas Gunung Marapi bisa berpotensi menimbulkan bencana lahar dingin," ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Enam gunung api RI berstatus siaga dan awas dalam pengawasan penuh
"Itu yang sedang peningkatan aktivitas seperti Gunung Lewotobi Laki-laki, Iya, Marapi dan lainnya, akan terus diidentifikasi. Saya pikir ini menjadi tentangan kita ke depan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, Sabtu.
Berdasarkan data tingkat aktivitas gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi sampai dengan hari ini Sabtu (9/11) dilaporkan ada lima gunung api yang berstatus siaga dan satu berstatus awas.
Gunung yang berstatus siaga antara lain, Gunung Awu (Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara), Gunung Ibu (Pulau Halmahera, Maluku) Gunung Iya (Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur), Gunung Marapi (Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat) dan Gunung Merapi (Jawa Tengah - D.I Yogyakarta).
Selanjutnya Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang terhitung sejak Senin (4/11) dini hari ditetapkan berstatus Awas.
"Selalu kami sosialisasikan ke masyarakat, pemerintah daerah khususnnya, peningkatan status dilakukan supaya bisa menjadi rujukan dalam mengantisipasi setiap kemungkinan," kata dia.
Beberapa aktivitas signifikan yang teramati oleh PVMBG Badan Geologi misalnya seperti Gunung Merapi yang meluncurkan guguran lava sebanyak 11 kali dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer diiringi aktivitas kegempaan erupsi, pada Jumat (8/11).
Terbaru Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur memuntahkan abu vulkanik lebih kurang 9 kilometer ke udara dari puncak kawah gunung api itu atau 10 kilometer dari permukaan laut, Sabtu pagi.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tersebut diketahui jauh lebih besar setidaknya dibandingkan dengan empat erupsi yang terjadi Jumat (8/11) pada pukul 12.00 Wita - 18.00 Wita, yang memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom 2,5 meter -- 8.000 meter.
Untuk itu, Wafid memastikan bahwa para petugas vulkanologi akan menjadi garda terdepan yang selalu siap siaga tidak hanya mengamati tapi mengidentifikasi secara penuh setiap aktivitas gunung api tersebut selama 24 jam sebagaimana yang sudah dilakukan selama ini.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Kita terus memantau pertumbuhan awan-awan konvektif di sekitar Gunung Marapi karena hujan itu turun akibat pertumbuhan awan ini sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Sabtu.
Pemantauan awan-awan konvektif ini, agar BMKG bisa menganalisa serta memberikan laporan akurat kepada pemangku kepentingan terkait langkah apa saja yang mesti dilakukan jika terjadi musim hujan.
Apalagi, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau memperkirakan hingga Desember 2024 Provinsi Sumbar berpotensi besar diguyur hujan dengan intensitas yang signifikan.
BMKG setempat mewanti-wanti intensitas curah hujan yang tinggi bahkan ekstrem dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024 dan menelan puluhan korban jiwa.
"Yang kita waspadai itu ketika terjadi hujan lebat, maka tumpukan material di atas Gunung Marapi bisa berpotensi menimbulkan bencana lahar dingin," ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Enam gunung api RI berstatus siaga dan awas dalam pengawasan penuh