Batam (ANTARA) - Ketiga calon bupati (cabup) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) dalam debat terbuka, Kamis, membahas langkah strategis yang akan mereka lakukan untuk mengatasi masalah perundungan anak yang semakin mengkhawatirkan.
“Pendidikan sosial di sekolah sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak sejak dini. Perilaku saling menghormati harus menjadi nilai dasar,” ujar cabup nomor urut tiga Bakti Lubis dalam debat terbuka yang disiarkan secara langsung dan dipantau di Batam, Kamis.
Pada bulan September lalu, terungkap sebuah kasus yang mengakibatkan kematian seorang remaja di Kabupaten Karimun, diduga karena perundungan yang dialami korban.
Bakti menekankan perlunya aksesibilitas yang setara dalam layanan pendidikan sebagai bagian dari upaya tata kelola pendidikan yang inklusif.
“Pendidikan yang konsisten, merata dan mencakup formal dan non-formal harus diperkuat,” tambahnya.
Cabup nomor urut satu Iskandarsyah menyebutkan bahwa pendidikan agama melalui Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dapat menjadi landasan moral yang menjauhi anak dari perilaku perundungan.
“Perundungan sangat memprihatinkan, dan kita harus membentuk generasi yang berakhlak dengan pendidikan agama yang kuat,” katanya.
Ia juga menyebutkan pentingnya sosialisasi di kalangan guru tentang cara penyampaian yang efektif kepada anak-anak tentang nilai-nilai anti perundungan.
Sementara itu, calon bupati nomor urut dua Firmansyah, menyarankan peran kolaboratif antara pemerintah, keluarga, dan lingkungan dalam menangani perundungan anak.
“Pemerintah bisa membuat peraturan daerah khusus untuk mengadakan kurikulum yang mengajarkan nilai-nilai moral dari usia dini, dan orangtua juga patut diberi arahan tentang cara mengasuh anak dengan baik,” ujarnya.
Firmansyah nilai bahwa keseimbangan antara pemerintah dan keluarga akan mengembangkan anak-anak untuk memiliki moral yang baik.
Para cabup sepakat bahwa penanganan kasus perundungan di Kabupaten Karimun membutuhkan komitmen dalam memberikan pendidikan yang membentuk karakter generasi muda.