Batam (ANTARA Kepri) - Sekitar 20 pengusaha asal Prancis menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi dalam bidang pendukung pengeboran minyak lepas pantai di kawasan perdagangan bebas Batam Kepulauan Riau.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Selasa mengatakan, ketertarikan tersebut diungkapkan saat pertemuan antara BP Batam dengan Kamar Dagang dan Industri Prancis di Singapura (French Chamber of Commerce in Singapore/FCCS) Selasa, siang.

"Ada sekitar 20 pengusaha yang tertarik melakukan investasi di Batam. Sebagian besar mereka merupakan pengusaha bidang pengeboran minyak lepas pantai (supporting offshore)," kata dia.

Ia mengatakan, pada Juni 2012 pengusaha tersebut akan datang langsung untuk melakukan pengecekan secara langsung pada kawasan industri Batam.

"Peluang usaha di bidang supporting offshore masih besar meski lahan sudah semakin minim.  Peluang ini, masih bisa tumbuh karena masih ada ketersedian lahan di kawasan industri Kabil," kata Djoko.

Djoko mengatakan, salah satu alasan pengusaha tersebut untuk berinvestasi di Batam karena menganggap masih memiliki kelebihan dibanding beberapa negara lain kawasan Asia seperti Vietnam dan China.

"Dibanding China tenaga kerja di Batam masih lebih murah. Sementara mereka menganggap bila berinvestasi di Vietnam, akan kesulitan dalam proses pertukaran mata uang," kata dia.

Meski fokus ke bidang supporting offshore, kata Djoko, juga sempat membicarakan peluang investasi di bidang lain termasuk bidang manufaktur elektronik.

Djoko berharap, minat yang disampaikan pengusaha Prancis tersebut bisa menjadi angin segar bagi iklim investasi di Batam yang baru saja ditinggal satu perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang.

"Akhir pekan kemarin manajemen PT Panasonic Shikoku di Kawasan Industri Batamindo pamit pada BP Batam. Mereka tutup karena tidak lagi mendapatkan pesanan setelah komponen yang mereka produksi tidak lagi banyak digunakan," kata Djoko.

(KR-LNO/S023)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024