Natuna (ANTARA) -
Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Natuna, Kepulauan Riau mengimbau masyarakat di wilayah kerjanya yakni Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi.
 
Kepala KPP Natuna Abdul Rahman dikonfirmasi dari Natuna, Selasa, mengatakan kedua wilayah itu memasuki musim utara yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur dan diperkirakan akan terjadi selama empat bulan yakni November-Februari.
 
Angin akan berhembus sangat kencang mencapai 15–30 knot, sehingga berpotensi menyebabkan gelombang tinggi hingga tiga meter.
 
"Kami mengimbau seluruh masyarakat baik nelayan maupun penggunaan transportasi laut di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas untuk memperhatikan kondisi cuaca ekstrem yang mulai terjadi," ucap dia.
 
Menurut dia, transportasi laut wajib waspada sebab gelombang tinggi bisa membahayakan nyawa.
 
Dia menyebut pengguna dan pemilik transportasi laut harus senantiasa melihat prakiraan cuaca sebelum beraktivitas, guna meminimalisasi dampak buruk yang akan terjadi.
 
"Hati-hati dalam melakukan aktivitas dan selalu update prakiraan cuaca," ujar dia.
 
Selain di laut, musim utara juga bisa menyebabkan bencana di darat, baik banjir, hingga tanah longsor. Hal demikian diduga akibat intensitas hujan yang makin tinggi.
 
"Masyarakat bisa menghubungi layanan informasi, berikut telepon 0770773321108 whatsapp 082283907707, Emergency Call : Bebas pulsa (115), E-mail : komnatuna@gmail.com atau sar.natuna@basarnas.co.id terkait layanan SAR," ucap dia.
 
Terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Natuna Asrul Saparuddin kondisi cuaca di Natuna selama sepekan ke depan berpotensi mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi demikian, disebabkan adanya pertumbuhan awan hujan yang signifikan.
 
"Hal ini di pengaruhi oleh adanya daerah sirkulasi siklon di selatan Natuna dan daerah pertemuan angin di lapisan atas yang memanjang di perairan laut Natuna masih dapat terbentuk," ucap dia.
 
Dia menerangkan musim utara merupakan istilah yang kerap digunakan masyarakat Natuna. Kondisi ini kata dia, dikenal dengan monsun barat atau monsun Asia.

"Muson Asia memang belum aktif sepenuhnya, tetapi ini awal memasuki fase itu. Fase awal ini di wilayah Natuna di dominasi angin timuran, dan disertai peningkatan curah hujan," ujar dia.
 
Menurut dia, kondisi demikian diperkirakan terjadi hingga Desember.
 
"Potensi angin dan gelombang laut masih tidak stabil, dalam kondisi tertentu terjadi kecepatan angin dan tinggi gelombang laut, namun tetap di dominasi dengan curah hujan yang sering terjadi," ujar dia.

Dia menegaskan, bulan November dan Desember merupakan puncak tertinggi curah hujan di wilayah Natuna secara umum.
 
Kondisi demikian kata dia, bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, gelombang laut yang tinggi.
 
Oleh karena itu dia mengimbau masyarakat untuk mengantisipasinya terutama di daerah yang rawan bencana.
 
"Lakukan mitigasi bencana secara mandiri seperti membersihkan selokan atau parit di lingkungan sekitar, menebang pohon yang sudah besar dan tua, dan menghindari daerah yang rawan terjadinya bencana serta tetap pantau perkembangan kondisi cuaca dari BMKG," ucap dia.

Pewarta : Muhamad Nurman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024