Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau menyampaikan 42 dari 64 kelurahan di kota itu sudah menerapkan program Kampung Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Jumat, mengatakan Kampung Germas mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan yang bersih, hidup sehat, dan mengurangi perilaku yang merugikan kesehatan seperti merokok.
Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak.
Jefridin menjelaskan setiap individu di Batam menghasilkan 0,7-0,9 kilogram sampah per hari.
“Jika dihitung, jumlah ini sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu mengambil kebijakan untuk mengurangi minimal 30 persen sampah sebelum sampai ke TPS, salah satunya dengan memilah sampah organik untuk dijadikan kompos,” katanya.
Menurut dia, pengolahan sampah organik skala rumah tangga dapat menghasilkan pupuk yang berguna untuk menanam kebutuhan pokok, seperti cabai dan sayuran.
Kata Jefridin, hal ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga berkontribusi pada pengendalian inflasi di Batam.
“Dengan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat, saya berharap Kota Batam dapat menjadi lebih baik dan lebih maju dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar dia.
Jefridin mengatakan upaya-upaya tersebut merupakan langkah pemda dalam mewujudkan Batam kota sehat.
Ia menyampaikan penilaian kota sehat bukan hanya sekadar meraih penghargaan, tetapi merupakan langkah yang lebih bermakna untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Batam.
“Penghargaan itu hanya simbolis. Yang paling penting adalah bagaimana kita memastikan kota ini benar-benar sehat. Kalau bukan kita, para ASN dan pejabat, yang menggerakkan, siapa lagi,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Jumat, mengatakan Kampung Germas mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan yang bersih, hidup sehat, dan mengurangi perilaku yang merugikan kesehatan seperti merokok.
Dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak.
Jefridin menjelaskan setiap individu di Batam menghasilkan 0,7-0,9 kilogram sampah per hari.
“Jika dihitung, jumlah ini sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu mengambil kebijakan untuk mengurangi minimal 30 persen sampah sebelum sampai ke TPS, salah satunya dengan memilah sampah organik untuk dijadikan kompos,” katanya.
Menurut dia, pengolahan sampah organik skala rumah tangga dapat menghasilkan pupuk yang berguna untuk menanam kebutuhan pokok, seperti cabai dan sayuran.
Kata Jefridin, hal ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga berkontribusi pada pengendalian inflasi di Batam.
“Dengan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat, saya berharap Kota Batam dapat menjadi lebih baik dan lebih maju dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar dia.
Jefridin mengatakan upaya-upaya tersebut merupakan langkah pemda dalam mewujudkan Batam kota sehat.
Ia menyampaikan penilaian kota sehat bukan hanya sekadar meraih penghargaan, tetapi merupakan langkah yang lebih bermakna untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Batam.
“Penghargaan itu hanya simbolis. Yang paling penting adalah bagaimana kita memastikan kota ini benar-benar sehat. Kalau bukan kita, para ASN dan pejabat, yang menggerakkan, siapa lagi,” katanya.