Batam (ANTARA Kepri) - Satgas Rajawali Partai Demokrat melaporkan Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Gerakan Rakyat Batam Bersatu ke kepolisian dengan tudingan telah menghina Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Orang yang melempar kotoran sudah diamankan aparat kepolisian. Kami minta polisi untuk memproses dia," kata Ketua Satgas Rajawali Partai Demokrat Kota Batam, Aksa, di Batam, Kepulauan Riau, Rabu petang.
Aksa mengatakan aksi LSM AGRBB pada Rabu siang yang menyebut Presiden dengan nama-nama binatang merupakan penghinaan kepada Presiden. Padahal Presiden adalah simbol negara.
"Dia menghina SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat dan Presiden," kata Aksa.
Ia mengatakan menerima kritikan yang disampaikan AGRBB sebagai upaya membangun bangsa. Namun, kritikan seharusnya disampaikan dengan santun, bukan dengan kalimat menghina.
"Masak dia sebagai elemen intelektual, mengeluarkan kata kotor," kata Aksa.
Selain itu, Aksa juga menyesalkan tindakan anggota LSM yang melumurkan kotoran manusia ke lantai gedung DPRD.
Sebelumnya, Aksa sempat naik ke mobil yang mengangkut LSM saat berunjuk rasa di halaman Gedung DPRD Batam. Aksa juga hampir memukul Koordinator AGRBB Hazhary.
"Saya kejar Hazhary karena dia menghina," kata dia.
Satgas Rajawali meminta aparat kepolisian memproses oknum yang melumuri kotoran di gedung dewan.
Aliansi Ferakan Rakyat Batam Bersatu berunjuk rasa di halaman Gedung DPRD Kota Batam mengecam tindakan pemerintah yang terkesan tidak tegas menghadapi Pemerintah Malaysia.
Dalam pernyataannya, Koordinator Lapangan AGRBB Hazhary mengatakan Pemerintah Malaysia melakukan penghinaan kepada warga negara Indonesia.
"Bahkan tiga TKI yang belum jelas pembelaannya di mata hukum harus ditembak mati bahkan dicuri organ tubuhnya," kata dia.
Ia meminta pemerintah memulangkan warga negara Malaysia yang tinggal di Indonesia.
Hazhary mengatakan tidak ingin bangsa manapun memperlakukan rakyat Indonesia bagai budak dan hewan penjaga. (Y011/A013)
Editor: Rusdianto
"Orang yang melempar kotoran sudah diamankan aparat kepolisian. Kami minta polisi untuk memproses dia," kata Ketua Satgas Rajawali Partai Demokrat Kota Batam, Aksa, di Batam, Kepulauan Riau, Rabu petang.
Aksa mengatakan aksi LSM AGRBB pada Rabu siang yang menyebut Presiden dengan nama-nama binatang merupakan penghinaan kepada Presiden. Padahal Presiden adalah simbol negara.
"Dia menghina SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat dan Presiden," kata Aksa.
Ia mengatakan menerima kritikan yang disampaikan AGRBB sebagai upaya membangun bangsa. Namun, kritikan seharusnya disampaikan dengan santun, bukan dengan kalimat menghina.
"Masak dia sebagai elemen intelektual, mengeluarkan kata kotor," kata Aksa.
Selain itu, Aksa juga menyesalkan tindakan anggota LSM yang melumurkan kotoran manusia ke lantai gedung DPRD.
Sebelumnya, Aksa sempat naik ke mobil yang mengangkut LSM saat berunjuk rasa di halaman Gedung DPRD Batam. Aksa juga hampir memukul Koordinator AGRBB Hazhary.
"Saya kejar Hazhary karena dia menghina," kata dia.
Satgas Rajawali meminta aparat kepolisian memproses oknum yang melumuri kotoran di gedung dewan.
Aliansi Ferakan Rakyat Batam Bersatu berunjuk rasa di halaman Gedung DPRD Kota Batam mengecam tindakan pemerintah yang terkesan tidak tegas menghadapi Pemerintah Malaysia.
Dalam pernyataannya, Koordinator Lapangan AGRBB Hazhary mengatakan Pemerintah Malaysia melakukan penghinaan kepada warga negara Indonesia.
"Bahkan tiga TKI yang belum jelas pembelaannya di mata hukum harus ditembak mati bahkan dicuri organ tubuhnya," kata dia.
Ia meminta pemerintah memulangkan warga negara Malaysia yang tinggal di Indonesia.
Hazhary mengatakan tidak ingin bangsa manapun memperlakukan rakyat Indonesia bagai budak dan hewan penjaga. (Y011/A013)
Editor: Rusdianto