Batam (ANTARA Kepri) - Penarikan anjungan kapal yang menabrak Jembatan Raja Kecil di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau menunggu tim ahli jembatan.

"Kebetulan saat ini sedang ada seminar tentang jembatan, maka para ahli yang seminar di sana, kami minta untuk mengecek kondisi," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Batam Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Rabu.

Sebuah anjungan kapal APC Aussie 1 menabrak jembatan yang akrab disebut enam yang menghubungkan Pulau Galang Kecil dengan Pulau Galang, Rabu. Akibat kejadian tersebut, satu blok jembatan terangkat dan miring sekitar satu meter dari bantalan, sementara pada sisi yang lain geser hingga lebih dari satu meter.

Badan kapal Australia itu menyangkut di jembatan sehingga sulit untuk dievakuasi.

"Penarikan tunggu hasil pengecekan, siang ini tim akan ke sana," kata dia.

Namun, menurut dia, penarikan sebaiknya dilakukan sebelum air pasang naik. "Kalau air naik, bagaimana, kapal tambah tinggi," kata dia.

Anjungan kapal APC Aussy 1 dikabarkan sudah lego jangkar di perairan Pulau Galang sejak November 2011.

Manajer PT Bias Delta, Andre Moniago mengatakan kapal tersebut hilang dari radar Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.

"Penjaga menyampaikan laporan kalau kapal hilang dari radar setelah putus jangkar. Sebelum akhirnya diketahui menghantam jembatan karena dibawa arus," kata dia.

Ia mengatakan, kapal Aussie I merupakan tongkang yang biasa digunakan untuk membantu pengerjaan pengeboran minyak dan gas lepas pantai.

"Saat ini tengah tidak ada pekerjaan, makanya parkir disini," kata dia.

Hingga kini belum diketahui taksiran kerugian akibat peristiwa tersebut.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Batam Ardy Winata mengatakan kecelakaan itu tidak mengganggu lalu lintas kapal di sekitarnya.  (Y011/Y008)

Editor: Rusdianto

Pewarta :
Editor : Jo Seng Bie
Copyright © ANTARA 2024