Pekanbaru, (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta pers tetap menjadi penjaga demokrasi. Hal itu disampaikan dalam pidatonya melalui video kepada peserta perayaan Hari Pers Nasional di Kota Pekanbaru , Provinsi Riau, Ahad.
Meutya menyampaikan bahwa Hari Pers Nasional adalah momen untuk merayakan keberanian, integritas, dan semangat juang insan pers Indonesia. Pers bukan hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga penggerak perubahan.
"Di tengah gejolak zaman, pers harus tetap menjadi penjaga demokrasi. Selamat Hari Pers Nasional 2025 kepada seluruh insan pers di Indonesia," katanya.
Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang menyampaikan bahwa kondisi pers di Indonesia saat ini tidak sedang baik-baik saja, begitu juga dengan PWI yang tengah menghadapi tantangan besar.
"Tahun ini, perayaan HPN dirayakan dengan rasa prihatin. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini perayaan HPN tidak hanya digelar di Riau, tetapi juga di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Solo, Jawa Tengah. Realitas ini pahit akibat terjadinya perbedaan prinsip dalam penegakan integritas, yang membuat PWI tidak sedang baik-baik saja," ujar Zulmansyah.
Zulmansyah juga memohon maaf kepada seluruh insan pers yang terganggu oleh perpecahan dalam tubuh PWI. "Sejak PWI lahir pada 9 Februari 1946 dengan peristiwa heroik, ironisnya kali ini dirayakan dalam suasana yang berbeda prinsip," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkomdigi minta pers tetap menjadi penjaga demokrasi