Batam, Kepri (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Batam, Kepulauan Riau, mencatat realisasi nilai investasi di wilayahnya mencapai Rp25,46 triliun sepanjang 2024.
Kepala DPMPTSP Kota Batam Reza Khadafi di Batam, Kepri, Senin, mengatakan capaian itu 63 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12.466 orang selama 2024.
Ia menyampaikan untuk triwulan keempat 2024, nilai investasi di Batam mencapai Rp6,22 triliun, dengan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp2,16 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp4 triliun.
Berdasarkan sektor, investasi terbagi seperti industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam.
Selain itu, perumahan, kawasan, industri dan perkantoran. Kemudian, jasa lainnya serta perdagangan dan reparasi.
"Untuk sektor industri mesin dan lainnya (pada triwulan IV 2024) sebesar Rp563 miliar, sektor perumahan dan sejenisnya Rp1,3 triliun, sektor jasa lainnya Rp1,7 triliun, kemudian sektor perdagangan Rp620 miliar," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengungkapkan strategi yang diterapkannya untuk meningkatkan investasi di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sebagai Ex Officio Kepala BP Batam seperti fokus terhadap penataan tata ruang.
"Ada beberapa aspek dalam masterplan BP Batam yang bisa kami kawal untuk keberlangsungan ke depan, terutama dalam hal tata ruang agar lebih tertata dan mampu mengurangi risiko banjir," ujarnya.
Amsakar juga menyoroti tren investasi di Batam dalam tiga tahun terakhir.
Menurut dia, meskipun ada pertumbuhan investasi yang masuk, namun masih belum sebanding antara PMA dan PMDN.
"Batam sebagai kawasan free trade zone (FTZ) seharusnya mampu memberikan lebih banyak insentif bagi investor agar masuk. Untuk itu, strategi khusus perlu disiapkan agar investasi terus meningkat," tambahnya.