Jakarta (ANTARA) - Timnas Indonesia akan kembali berlaga di ajang putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan menjamu Bahrain dalam pertyandingan yang akan digekar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa (25/3).
Pada laga sebelumnya, yang sekaligus menjadi pertandingan pertama Pelatih Patrick Kluivert bersama timnas Indonesia, tim Garuda harus menelan kekalahan pahit 1-5 dari tuan rumah Australia pada Kamis (20/3).
Sebagaimana harapan sejumlah pihak, Pelatih Kluivert menerapkan permainan menyerang pada fase awal laga melawan Australia. Permainan Indonesia pada 10-15 menit pertama saat menghadapi Australia cukup menghibur, bahkan Indonesia mendapat hadiah penalti terlebih dahulu yang sayangnya gagal dimaksimalkan algojonya, Kevin Diks.
Sayangnya asa bahwa permainan menghibur itu juga akan berbuntut pada gol demi gol ke gawang Australia gagal terwujud. Australia yang tampil lebih pasif justru mampu memaksimalkan peluang-peluang yang mereka miliki untuk mengukir kemenangan besar di kandang sendiri.
Di sisi Bahrain, pesaing langsung Indonesia untuk memperebutkan posisi ketiga dan keempat di klasemen akhir Grup C, mereka baru saja takluk 0-2 dari juara grup Jepang pada laga terakhirnya yang juga dimainkan pada Kamis (20/3).
Secara statistik, Bahrain memang kalah segalanya dari Jepang pada laga tersebut. Mereka hanya mampu mencatatkan tujuh tembakan berbanding total 12 tembakan yang dicatatkan Jepang.
Meski demikian, Bahrain terbukti mampu merepotkan Jepang. Samurai Biru baru mampu membobol gawang Bahrain yang dikawal Ebrahim Lutfalla pada babak kedua, tepatnya melalui gol Daichi Kamada pada menit ke-66 dan Takefusa Kubo pada menit ke-87.
Bermain pragmatis bukan dosa
Meski saat ini publik sepak bola lebih akrab dengan permainan mengandalkan ball possesion dipadu dengan agresivitas menyerang, bermain pragmatis sejatinya bukan dosa. Sebab setelah peluit panjang berbunyi, hasil yang akan tertera di papan skor hanyalah gol, tim yang mencetak lebih banyak gol merupakan pemenang. Sederhana.
Maka alih-alih berjudi dengan menerapkan permainan menyerang, ada baiknya timnas Indonesia lebih fokus dengan urusan pertahanannya saat melawan Bahrain.
Toh, pada pertemuan pertama dengan Bahrain pada Oktober 2024, timnas Indonesia bisa dikatakan lebih banyak ditekan. Satu indikator sederhana adalah jumlah tembakan ke gawang, Bahrain mencatatkan 24 tembakan berbanding lima tembakan milik Indonesia.
Bedanya dari 24 tembakan milik Bahrain, hanya lima tembakan yang mengarah ke gawang. Sedangkan kelima tembakan milik Indonesia adalah tembakan yang mengarah ke gawang.
Bahkan dengan model permainan seperti itu pun, Indonesia nyaris membawa pulang tiga poin dari kunjungan ke Bahrain. Namun saat itu nasib memang belum berpihak ke Indonesia, yang sempat unggul 2-1 sebelum gol penyama kedudukan dari Mohamed Marhoon pada tambahan waktu membuat laga itu berakhir imbang 2-2.
Sepanjang menjalani putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, timnas Indonesia memang lebih dominan menampilkan permainan bertahan. Dimulai sejak bermain imbang 1-1 dengan Arab Saudi, dilanjut dengan menahan imbang Australia 0-0, kemudian menang 2-0 atas Arab Saudi, sampai saat kalah 0-4 dari Jepang.
Mungkin hanya saat kalah 1-2 dari China, Indonesia bermain lebih agresif dengan mempertimbangkan kekuatan China yang tidak terlalu dominan. Meski kemudian timnas Indonesia pun pulang dengan kekalahan.
Maka dengan mempertimbangkan bahwa Bahrain merupakan tim yang lebih baik dari Indonesia, dengan mengacu kepada posisi mereka di daftar peringkat 81 FIFA, permainan bertahan nan pragmatis mungkin dapat menjadi opsi yang lebih masuk akal untuk diambil Kluivert.
Patrick Kluivert optimistis...
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert masih optimistis timnya bisa finis di posisi runner-up putaran ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2026 meskipun kini peluang itu tipis karena kekalahan 1-5 melawan Australia di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (20/3).
Ketika ditanya tentang peluang ini di jumpa pers pra-laga melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin, dengan tiga pertandingan tersisa, Kluivert mengatakan semua peluang itu masih mungkin.
"Semua hal masih mungkin di sepak bola. Mindset para pemain dan staf pelatih saat ini sangat luar biasa," kata Kluivert.
Tiga pertandingan tersisa itu akan dimulai melawan Bahrain di SUGBK pada besok Selasa (25/3) pukul 20.45 WIB. Melawan Bahrain, dan dua pertandingan tersisa lainnya yakni melawan China dan Jepang pada bulan Juni nanti, targetnya adalah meraih kemenangan.
"Kami akan mengejar kemenangan dalam pertandingan, semua pertandingan (tersisa) targetnya adalah menang. Kami punya mindset yang bagus," jelas pelatih asal Belanda tersebut.
Indonesia saat ini menempati posisi keempat klasemen sementara Grup C dengan enam poin dari tujuh pertandingan. Tim Garuda selisih empat poin dari Australia yang kini menempati posisi kedua, dan juga selisih tiga poin dari Arab Saudi di posisi keempat.
Dengan situasi ini, Kluivert mengatakan target finis di posisi runner-up membutuhkan sedikit keberuntungan.
"Keberuntungan memang hal penting, tapi kami harus berupaya bersama-sama, kalau kita berusaha bersama dengan mindset yang benar, maka kita bisa mendapatkan hasil baik," kata dia.
Lebih lanjut, mantan asisten Louis van Gaal di timnas Belanda itu mengatakan pekan pertamanya menjadi pelatih Indonesia sangat bagus, meski diawali dengan kekalahan telak melawan Australia di Sydney.
"Di pekan pertama sebenarnya sangat bagus, meskipun hasil melawan Australia mengecewakan buat semua. Tapi kami berlatih dengan baik, kita punya perasaan bahwa kita bisa meraih hasil bagus bersama-sama," tutup dia.
Bung Kus...
Pengamat sepak bola, Mohammad Kusnaeni, menilai laga Indonesia kontra Bahrain yang dimainkan pada Selasa (25/3) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, akan sangat krusial dalam menentukan kiprah tim Garuda pada kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
“Ini pertandingan di mana timnas Indonesia wajib meraih poin. Idealnya tiga poin, tapi minimal harus dapat satu angka untuk merawat peluang lolos ke kualifikasi putaran keempat,” kata Kusnaeni dikutip dari keterangan tertulis, Senin.
“Alasannya karena Bahrain adalah rival langsung Timnas Indonesia dalam perebutan posisi 3-4 bersama Arab Saudi dan China. Makanya, gagal mendapatkan poin dari Bahrain akan sangat menguntungkan lawan,” lanjutnya.
Indonesia saat ini menghuni posisi keempat di klasemen sementara Grup C, setelah pada laga sebelumnya dihantam 1-5 oleh tim kuat, Australia. Bahrain, meski memiliki koleksi poin yang sama dengan Indonesia yakni enam poin, berada di posisi kelima karena kalah produktivitas gol.
Berkaca dari kekalahan saat dijamu Australia pada pekan lalu, Kusnaeni menyebut ada beberapa hal yang mesti dibenahi Pelatih Patrick Kluivert saat timnya menghadapi Bahrain.
“Yang pertama, kelemahan dalam mengantisipasi situasi bola mati yang memberi keuntungan Australia mencetak dua gol. Ini perlu diatasi karena Bahrain juga cukup bagus dalam permainan bola atas,” ucap Kusnaeni.
“Kedua, transisi juga harus dibenahi. Terutama saat pemain kita kehilangan bola ketika coba menyerang di area pertahanan lawan,” tambahnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pratinjau Indonesia vs Bahrain: Saatnya kembali tampil pragmatis