Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara menyatakan pihaknya siap membantu Pemerintah Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau, untuk menarik investor agar dapat mengembangkan kawasan transmigrasi di wilayah setempat.

Ia mengatakan tidak masalah membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan suatu kawasan transmigrasi, asalkan hasilnya jelas dan berkelanjutan.

"Transformasi transmigrasi yang sedang kami kembangkan akan mengarah pada industrialisasi dan hilirisasi yang ditopang oleh masyarakat transmigran yang unggul," kata Mentrans saat bertemu dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Natuna, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ia menuturkan pengembangan transmigrasi di kabupaten tersebut tidak hanya terbatas pada sektor maritim, tapi juga pariwisata.

Untuk mendukung potensi tersebut, pihaknya pun berupaya untuk mencari regulasi yang memungkinkan pembukaan pelabuhan di Natuna.

"Natuna memiliki potensi besar. Kami akan agendakan kunjungan ke sana untuk belanja masalah langsung di lapangan. Fokus kami adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program transmigrasi yang terintegrasi," ucap Iftitah.

Bupati Natuna Cen Sui Lan menyampaikan bahwa Natuna memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, gas alam, perikanan, kelapa, dan cengkih.

Namun, ia menyatakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat sektor-sektor tersebut belum tergarap maksimal, mengingat banyak pulau di Kabupaten Natuna yang tak berpenghuni, yakni 127 pulau dari total 154 pulau yang tersebar di kabupaten tersebut.

"Kondisi Natuna yang seperti itu, membuat Natuna ini susah untuk berkembang. Natuna berada di lokasi yang terluar, terdepan, dan tertinggal dibandingkan provinsi Kepulauan Riau lainnya," katanya.

Cen mengatakan kekurangan SDM tersebut membuat penduduk setempat kalah bersaing, contohnya dalam sektor perikanan tangkap, nelayan lokal kalah bersaing dengan nelayan pendatang.

Untuk pengolahan cengkih pun, tenaga kerja masih banyak didatangkan dari Jawa.

Pihaknya pun meminta agar akses ke Natuna dibuka selebar-lebarnya, termasuk membangun kawasan ekonomi maritim agar investor dapat masuk.

"Selama ini sumber daya alam dikelola oleh pemerintah provinsi, sementara Natuna hanya mendapat sedikit bagian dari hasil APBN. Kami berharap Pak Menteri membantu kami untuk membuka kawasan dan mengundang investor untuk masuk Natuna," imbuhnya.


Natuna hingga Merauke...

Sementara itu, Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mempersiapkan sejumlah lokasi di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia sebagai pilot project Program Transmigrasi Lokal, termasuk Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, hingga Merauke, Papua Selatan.

Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menuturkan di Jakarta, Senin (21/4), bahwa terdapat tiga lokasi pilot project di wilayah Indonesia bagian barat, yakni Kawasan Barelang yang terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang; Kepulauan Natuna; serta Kepulauan Anambas.

Ia menyatakan bahwa ketiga lokasi percontohan yang semuanya termasuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau tersebut kaya akan sumber daya perikanan dan kelautan.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa terdapat pula potensi perkebunan kelapa di Kepulauan Natuna, di mana Kementrans memiliki Hak Pengelolaan (HPL) atas lahan seluas 30 ribu hektare, serta potensi pariwisata di Kepulauan Anambas.

Iftitah mengatakan bahwa pelaksanaan Program Transmigrasi Lokal di ketiga lokasi tersebut juga merupakan salah satu upaya pihaknya untuk mendukung pembangunan di daerah perbatasan dan terluar.

“Jadi, rencananya pembangunan pilot project di kawasan Indonesia bagian barat itu akan ada di poros maritim Natuna, Anambas, dan Barelang, nah sehingga nanti ini menjadi satu kesatuan yang utuh,” ujarnya.

Sedangkan lokasi untuk proyek percontohan Program Transmigrasi Lokal di wilayah Indonesia bagian tengah masih dalam kajian.

Meskipun begitu, Iftitah menyebutkan terdapat dua lokasi potensial, yakni Maloy, Kalimantan Timur, dan Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Ia menyatakan bahwa di antara kedua lokasi tersebut, Polewali Mandar memiliki peluang lebih besar untuk dikembangkan sebagai kawasan transmigrasi karena memiliki potensi perkebunan cokelat.

Selain itu, ia menuturkan bahwa sudah ada investor yang berminat untuk menanamkan modal mereka untuk mengembangkan industri cokelat di kawasan tersebut.

“Karena investor juga sudah ada yang ingin bergabung, kami sampaikan kami ingin ada hilirisasinya di situ. Jadi, jangan hanya cokelat mentah atau hanya dalam bentuk bubuk, kalau bisa ya di situ ada pabrik (permen) cokelatnya dan sebagainya,” kata Iftitah.

Sementara kawasan pilot project Program Transmigrasi Lokal di wilayah Indonesia bagian Timur adalah di daerah Salor, Merauke, Papua Selatan.

Ia mengatakan bahwa Program Transmigrasi Lokal di kawasan tersebut hanya dapat diikuti oleh masyarakat dari Kabupaten Merauke.

Warga yang berpartisipasi akan mendapatkan pendampingan dari para peserta Transmigrasi Patriot, suatu program yang mempersiapkan anak-anak muda menjadi penggerak kawasan transmigrasi melalui beasiswa untuk mengikuti pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di kawasan transmigrasi.

“Di Merauke itu kami pastikan tidak ada transmigrasi dari luar (daerah), jadi fokus transmigrasi lokal warga yang ada di sana,” imbuh M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementrans siap bantu cari investor untuk area transmigrasi di Natuna

Pewarta : Uyu Septiyati Liman
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025