Jenewa (ANTARA) - Memori dan tubuh anak-anak di Gaza mengalami kehancuran menyusul dua bulan blokade bantuan kemanusiaan dan serangan lanjutan Israel, kata Direktur Eksekutif program Kedaruratan WHO, Kamis (1/5).

Selama dua bulan ini penjajah Israel telah memblokir akses masuk pasokan medis, bahan bakar serta makanan yang sangat dibutuhkan di Gaza.

"Kami menghancurkan memori dan pikiran anak-anak Gaza. Kami membuat anak-anak Gaza kelaparan. Kami terlibat dalam situasi tersebut," kata Wakil Direktur Jenderal Michael Ryan kepada awak media di Kantor Pusat WHO.

"Sebagai seorang dokter, saya marah. Ini aksi keji," katanya.

"Tingkat kekurangan gizi saat ini merusak imunitas," kata Ryan, memperingatkan bahwa kasus pneumonia dan meningitis pada wanita dan anak-anak bisa meningkat.

Sumber: WAFA

PBB serukan...


Sementara itu, dalam pemberitaan terpisah, PBB menyerukan Israel untuk mencabut blokade terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa penutupan akses bantuan yang sangat dibutuhkan merupakan "hukuman kolektif yang kejam."

"Hukum internasional tidak dapat dibantah: Sebagai kekuatan pendudukan, Israel harus mengizinkan masuknya dukungan kemanusiaan. Bantuan, dan nyawa warga sipil yang diselamatkan, tidak boleh menjadi alat tawar-menawar," kata koordinator bantuan darurat PBB Tom Fletcher pada Kamis.

Blokade yang diberlakukan Israel, ujarnya, menyebabkan warga sipil kelaparan dan tak mendapat dukungan medis dasar.

Ia mengingatkan bahwa blokade tersebut merampas martabat dan harapan, serta dapat membunuh warga sipil.

"Gerakan kemanusiaan bersifat independen, tidak memihak, dan netral. Kami percaya bahwa semua warga sipil sama-sama layak mendapatkan perlindungan," kata Fletcher, yang menggarisbawahi bahwa PBB tetap siap untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, meskipun ada risikonya.

"Namun, seperti yang telah diperjelas oleh Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres), modalitas terbaru yang diusulkan oleh otoritas Israel tidak memenuhi standar minimum untuk dukungan kemanusiaan yang berprinsip," katanya.

Fletcher mendesak Israel untuk mencabut "blokade brutal” itu dan mengizinkan para pekerja kemanusiaan menyelamatkan nyawa warga sipil.

"Bagi warga sipil yang tidak terlindungi, tidak ada permintaan maaf yang cukup. Namun, saya benar-benar menyesal bahwa kami tidak dapat menggerakkan masyarakat internasional untuk mencegah ketidakadilan ini,” tuturnya.

Sumber: Anadolu


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WHO sebut memori dan tubuh anak-anak di Gaza alami kehancuran

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025