Moskow (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 94 persen dari seluruh rumah sakit di Jalur Gaza hancur atau mengalami kerusakan parah akibat agresi Israel.

"Dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza, hanya 19 yang masih beroperasi ... dari 19 RS tersebut, 12 RS bisa menyediakan berbagai layanan kesehatan, sementara sisanya hanya mampu menyediakan layanan gawat darurat dasar," kata WHO dalam pernyataan, Kamis.

Empat rumah sakit besar di Gaza City terpaksa menghentikan layanan kesehatan pekan lalu karena lokasinya yang berdekatan dengan pertempuran atau zona evakuasi serta karena diserang, menurut WHO.

"Pertempuran yang semakin menjadi dan instruksi evakuasi baru untuk wilayah Gaza utara dan selatan dalam dua hari terakhir mengancam semakin banyak fasilitas kesehatan untuk terpaksa mengakhiri layanannya," ungkap pernyataan WHO.

WHO juga menyatakan bahwa saat ini hanya terdapat 2.000 tempat tidur yang tersedia di seluruh rumah sakit Gaza untuk lebih dari 2 juta warga Palestina di wilayah kantong tersebut.

Menurut badan tersebut, jumlah tempat tidur yang tersedia "sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saat ini".

Hingga 22 Mei, telah terjadi total 1.521 serangan terhadap fasilitas kesehatan di wilayah Palestina yang diduduki sejak 7 Oktober 2023, sehingga menyebabkan 945 orang tewas dan 1.561 lainnya terluka, demikian WHO.

Sumber: Sputnik

China minta penyelidikan...
 


Sementara itu, dilaporkan Pemerintah China meminta ada penyelidikan terhadap insiden "tembakan peringatan" ke sekelompok diplomat di kota Jenin, Tepi Barat, Palestina, Rabu (21/5).

"China menyerukan penyelidikan penuh serta upaya untuk mencegah insiden seperti itu terjadi lagi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (22/5).

Militer Israel mengatakan tentaranya melepaskan tembakan peringatan karena rombongan tersebut menyimpang dari rute yang telah disepakati sebelumnya sehingga masuk ke zona terlarang.

Tentara Israel pun melepaskan tembakan peringatan agar kelompok diplomat asing itu menjauh. Tidak ada korban luka dalam peristiwa tersebut.

"China mengikuti insiden tersebut dengan saksama. Kami dengan tegas menentang tindakan apa pun yang mengancam keselamatan dan keamanan personel diplomatik," kata Mao Ning.

Menurut kantor berita Palestina, Wafa, delegasi  yang terdiri dari 35 duta besar, konsul, dan diplomat itu berasal dari Mesir, Yordania, Maroko, Uni Eropa, Portugal, China, Austria, Brasil, Bulgaria, Turkiye, Spanyol, Lituania, Polandia, Rusia, Jepang, Rumania, Meksiko, Sri Lanka, Kanada, India, Chile, Prancis, dan Inggris, serta sejumlah negara lainnya.

Kunjungan itu diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Palestina agar para diplomat dapat menyaksikan langsung eskalasi serangan militer Israel. Kunjungan serupa sebelumnya juga dilakukan ke wilayah Tulkarem di Tepi Barat utara pekan lalu.

"Di tengah ketegangan yang terjadi di Tepi Barat baru-baru ini, China mendesak pihak-pihak terkait, khususnya Israel, untuk tidak mengambil tindakan yang lebih agresif," tegas Mao Ning.

Terkait dengan insiden ini, Asisten Menteri Luar Negeri Palestina Ahmed al-Deek mengecam keras tindakan Israel tersebut seraya meminta  serangan terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza diakhiri.

Ia juga menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya itu.

Militer Israel mengakui bahwa pasukannya telah melepaskan tembakan peringatan terhadap rombongan diplomat tersebut.

Pihak militer juga menyampaikan “penyesalan” atas ketidaknyamanan yang terjadi, dan menyatakan bahwa Komandan Divisi Yudea dan Samaria (Tepi Barat) akan segera menggelar pertemuan pribadi dengan para diplomat untuk menyampaikan hasil awal dari penyelidikan insiden tersebut.
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WHO: 94 persen rumah sakit di Gaza hancur atau rusak akibat Israel

Pewarta : Nabil Ihsan
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025