Jakarta (ANTARA) - CEO Ultimate Fighting Championship (UFC) Dana White menolak mantan juara kelas berat (120,2 kg) UFC Jon Jones untuk tampil pada ajang UFC Gedung Putih yang dijadwalkan pada Juli 2026.
"Saya tidak bisa mengambil risiko menempatkannya di posisi besar di tempat yang besar dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, terutama program White House," kata Dana White dalam laporan laman MMA Fighting yang dikutip di Jakarta, Senin.
Jon Jones memutuskan mengakhiri masa pensiunnya hanya dua pekan setelah ia memulai, berkat pengumuman dari Presiden Donald Trump bahwa ia berencana menjadi tuan rumah sebuah acara UFC di Gedung Putih pada 2026.
Namun, tampaknya petarung berjulukan "Bones" itu tidak akan mendapatkan tempat dalam agenda pertandingan tersebut karena tidak disetujui oleh petinggi UFC.
Dana White berulang kali menyatakan bahwa ia bahkan belum memikirkan pertandingan karena jadwal tersebut masih satu tahun lagi.
Meskipun demikian, keraguan White untuk menjadikan Jones sebagai tajuk utama dalam ajang tersebut tidak didasarkan pada kemungkinan bahwa ia dapat bersaing untuk memperebutkan gelar juara dan kemudian segera pensiun setelahnya.
White merujuk pada masa lalu Jones yang penuh dengan cela sebagai alasan mengapa ia tidak yakin untuk menempatkan Jones di puncak ajang bersejarah tersebut.
"Ini bukan tentang dia memenangi sabuk," katanya.
Meskipun Jones secara luas dianggap sebagai petarung terhebat sepanjang masa, sulit untuk mengabaikan kejadian-kejadian yang berubah karena dia tidak dapat bertanding.
White tidak pernah lupa bahwa Jones meneruskan pertarungan melawan Chael Sonnen dalam waktu singkat ketika lawannya yang semula, Dan Henderson, mengalami cedera, yang berujung pada pembatalan UFC 151.
Jones mengalami robek otot dada saat mempersiapkan diri untuk sebuah laga melawan Stipe Miocic, yang membuat laga mereka tertunda selama satu tahun sebelum akhirnya terlaksana.
Masa lalu itu sangat membebani pikiran White saat ia melihat kemungkinan Jones kembali beraksi dan menjadi sorotan utama dalam sebuah ajang seperti yang direncanakan di Gedung Putih selama perayaan America 250 pada 2026.
White menegaskan bahwa ia tidak akan membahas laga atau petarung mana pun untuk agenda pertandingan tersebut, karena masih terlalu dini untuk mulai merencanakannya. Untuk saat ini, White tetap fokus pada logistik untuk menggelar pertarungan UFC di halaman Gedung Putih dan dia akan memikirkan tentang pencocokan pertandingan di kemudian hari.
"Lanskap akan banyak berubah pada 4 Juli mendatang, siapa yang tahu apa yang akan terjadi. Siapa yang mengetahui siapa yang akan tampil dalam program pertandingan. Apa yang akan menjadi laga utama atau siapa yang akan memegang semua gelar," katanya.
Baca selanjutnya,
Persiapan McGregor...
Mantan juara dua divisi Ultimate Fighting Championship (UFC) Conor McGregor mengklaim telah kembali menjalani program anti-doping UFC untuk mempersiapkan diri kembali berlaga di ajang UFC Gedung Putih.
"Saya kembali ke kolam renang (sebutan para atlet untuk program anti-doping UFC). Jadi bersiap-siaplah dan tetaplah siap karena kerusakan akan terjadi. Kantor oval. Kartu Gedung Putih," kata Conor McGregor dalam laporan laman MMA Fighting yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Mantan juara kelas bulu (65,7 kg) dan kelas ringan (70,3 kg) UFC itu belum pernah bertanding selama lebih dari empat tahun sejak mengalami patah kaki yang mengerikan pada 2021.
Kini, McGregor memberikan pernyataan baru bahwa ia kembali mengikuti program anti-doping UFC, mempersiapkan diri untuk kembali ke oktagon.
Ia mengincar acara yang direncanakan UFC di Gedung Putih pada tahun 2026, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa ia ingin menyelenggarakan pertarungan di halaman Gedung Putih sebagai bagian dari perayaan America 250.
Sejak pengumuman itu, CEO UFC Dana White telah mengonfirmasi bahwa promotor olahraga tarung bebas terbesar di dunia itu telah mulai memetakan detail untuk acara yang diharapkan akan berlangsung sekitar Juli 2026.
Terdapat daftar panjang petarung yang mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam agenda pertandingan. McGregor adalah yang terbaru yang mengumumkan niatnya untuk bertanding dalam kartu bersejarah tersebut, yang mengharuskannya untuk kembali menjalani tes narkoba di bawah peraturan UFC.
Petarung asal Irlandia itu pernah keluar dari program anti-doping UFC sebelumnya dan kemudian masuk kembali pada tahun 2023 saat ia mempersiapkan pertarungan melawan Michael Chandler pada tahun 2024.
Petarung yang masih aktif diwajibkan untuk selalu bersedia menjalani tes narkoba, namun McGregor menarik diri dari program tersebut saat ia pulih dari patah kaki. Ia akhirnya bergabung kembali dengan program anti-doping di mana ia harus menjalani setidaknya enam bulan pengujian obat sebelum ia diizinkan untuk bertanding.
Ia berhasil melewati rintangan tersebut, namun kemudian mengalami patah tulang jari kelingking saat latihan yang memaksanya untuk keluar dari pertarungan yang dijadwalkan melawan Chandler. McGregor kemudian memutuskan untuk keluar dari program anti-doping lagi.
Menurut catatan anti-doping UFC, petarung berjulukan "The Notorious" dites obat sebanyak 11 kali pada tahun 2024, namun ia belum dites sama sekali pada tahun 2025.
Catatan pengujian diperbarui setiap minggu dan nama McGregor belum muncul, namun para petarung dites secara acak, sehingga tidak diketahui akan mengirimkan sampel urine atau darah.
Sama seperti yang terjadi pada tahun 2023, McGregor diharuskan untuk menjalani tes narkoba selama enam bulan sebelum bertanding lagi, kecuali jika UFC memberikan pengecualian.
Namun dengan kartu Gedung Putih yang masih berlangsung hingga Juli 2026, McGregor memiliki banyak waktu untuk menjalani tes narkoba yang diperlukan untuk mendapatkan izin bertanding lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: CEO UFC tolak mantan juara Jon Jones tampil di UFC Gedung Putih