Batam (ANTARA) - Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mendukung sektor perikanan budidaya khususnya pembudidaya lokal di Kepulauan Riau dengan menyalurkan benih ikan.
Kepala BPBL Batam Ipong Adi Guna mengatakan seluruh benih yang dihasilkan diperuntukkan 100 persen untuk kebutuhan domestik dengan alokasi terbesar yakni 400 ribu ekor atau 80 persen disalurkan untuk program bantuan benih dan kegiatan re-stocking.
“Benih ini juga digunakan untuk mendukung produksi calon induk, penerimaan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) serta kegiatan magang dan penelitian bagi siswa maupun mahasiswa,” ujar dia saat dikonfirmasi di Batam, Jumat.
Ia mengatakan di tahun 2025, BPBL Batam menargetkan produksi benih ikan laut mencapai 500 ribu ekor yang terdiri dari ikan bawal bintang, kakap putih, kerapu, dan ikan hias laut seperti nemo, dengan ukuran mulai dua hingga 10 sentimeter.
Selain bantuan benih, katanya, BPBL Batam juga menjalankan sejumlah program pembinaan melalui pendampingan teknis, pelatihan, serta sosialisasi penerapan standar Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) bagi kelompok pembudidaya.
“Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas nelayan dan menjaga mutu produksi ikan laut di daerah,” katanya.
Ipong memastikan bahwa mereka terus menjaga kualitas benih sesuai dengan standar nasional maupun internasional.
“Dengan praktik terbaik seperti CPIB, CBIB dan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik), serta Standar Nasional Indonesia (SNI) dan GAP/BMP (Good Aquaculture Practices/Best Management Practices),” ujar dia.
Ia juga menyoroti pentingnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang akuakultur agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya secara berkelanjutan.
Namun, Ipong mengakui bahwa tantangan utama yang dihadapi untuk kegiatan usaha budidaya ikan saat ini adalah menurunnya kondisi kualitas perairan dengan semakin banyaknya kegiatan industri yang berdampingan dengan kegiatan budidaya ikan di laut.