Pidie Jaya (ANTARA) - Seekor gajah sumatera ditemukan mati akibat bencana alam berupa banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Wartawan ANTARA bersama warga setempat memastikan kebenaran informasi bangkai gajah itu berada di Desa (Gampong) Meunasah Lhok, Kecamatan Meureudu, Sabtu.
Lokasi penemuan satwa itu berada di daerah terisolasi akibat banjir bandang luapan Sungai Meureudu yang hanya bisa diakses dengan berjalan kaki sekitar dua jam.
Gajah tersebut terbenam di dalam tumpukan kayu hutan dan lumpur yang terbawa banjir. Setengah badan gajah terkubur dengan kepalanya mengarah ke bawah.
"Di desa ini tidak ada gajah, warga belum pernah lihat gajah karena biasanya gajah ada di hutan. Baru sekarang ini kami lihat gajah mati karena banjir," kata Muhammad Yunus, warga Desa Meunasah Lhok.
Ia mengatakan warga tidak bisa memindahkan bangkai gajah itu karena kondisi medan yang sulit dan tidak ada peralatan memadai.
Menurut dia, gajah itu kemungkinan terseret banjir dari hutan di bagian hulu sungai.
"Kami juga kaget ada banyak kayu hutan terbawa sampai ke sini. Saya tidak pernah lihat kayu-kayu sebesar ini," katanya.
Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri mengaku sudah mendapat informasi penemuan bangkai gajah ditumpukan kayu hutan yang terbawa banjir bandang.
Ia mengaku belum bisa memastikan apakah banjir bandang ini akibat kerusakan hutan di daerah hulu.
Namun, ia mengakui banyak kayu dari hutan yang hanyut terseret banjir sehingga menimbulkan kerusakan parah terhadap rumah warga, fasilitas umum, sekolah, dan rumah ibadah di Pidie Jaya.
"Sampai hari ini saya belum tahu kondisi di gunung bagaimana. Apakah kayu-kayu ini akibat penebangan atau apa, kami belum tahu. Insyaallah setelah ini kita akan cek kondisi hutan," katanya.
Hingga Sabtu ini, bangkai gajah masih terjepit di dalam material sisa banjir dan berbau busuk.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada seluruh masyarakat yang terdampak musibah bencana alam dalam beberapa waktu terakhir, termasuk banjir bandang, tanah longsor dan erupsi gunung berapi.Musibah yang melanda secara khusus di wilayah Aceh, Sumatera Utara (Tapanuli Selatan, Sibolga), dan Sumatera Barat (Kabupaten Agam, Padang Pariaman) telah menelan banyak korban jiwa dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah.
“Kami menyampaikan simpati dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban yang meninggal dunia dan yang kehilangan harta benda di wilayah terdampak,” ujar Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Sa’adi di Jakarta, Sabtu.
Dalam menghadapi situasi ini, MUI mengimbau kepada seluruh Umat Islam dan masyarakat luas agar meningkatkan doa dan istighfar.
“Seluruh umat Islam diimbau untuk memperbanyak doa, istighfar dan bermunajat kepada Allah SWT agar bencana alam segera diangkat, serta memohon perlindungan dan keselamatan bagi bangsa dan negara,” kata dia.
MUI juga meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan siap siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Patuhi peringatan dini dari pihak berwenang.
Kepada elemen masyarakat, MUI mengajak untuk bahu-membahu dalam upaya penanggulangan bencana, membantu para korban, dan menyalurkan bantuan logistik yang dibutuhkan.
Sementara kepada pemerintah, MUI mendorong agar bertindak cepat, sigap, dan responsif dalam memberikan pertolongan, evakuasi, serta pelayanan kesehatan darurat bagi korban yang terdampak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gajah ditemukan mati akibat banjir di Pidie Jaya Aceh