Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan (BP) Batam terus berupaya mengembangkan pengelompokan industri atau "cluster industry" sebagai daya tarik menghadapi persaingan sebagai salah satu daerah tujuan investasi terkemuka Asia Pasifik.
"Untuk menjaga relevansi dengan pembangunan nasional dan perekonomian dunia yang dinamis, perusahaan mengambil langkah inisiatif untuk mengevaluasi perannya sebagai lokasi pilihan utama penanaman modal asing langsung (PMA atau Foreign Direct Investment/FDI)," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan, Kamis.
Ia di Batam mengatakan, untuk mendukung inisiatif tersebut pengembangan infrastruktur terus ditingkatkan, antara lain perluasan Pelabuhan Batu Ampar, pengembangan pelabuhan transshipment/alih kapal di Tanjung Sauh.
Selain itu, kata dia, BP Batam juga bekerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan jalan tol, rel kereta api, MRO pesawat, air baku, instalasi pengolahan limbah dan infrastruktur IT.
"Sekarang saatnya batam bertransformasi ke industri yang bernilai tambah lebih tinggi. Melalui pengembangan klaster-klaster industri utama di atas, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju," kata dia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, BP Batam sudah beberapa kali menyelenggarakan workshop dengan mengundang pakar-pakar di bidang pengembangan industri.
Kamis, kata dia, BP Batam juga mengadakan workshop pengembangan klaster industri di Gedung IT Centre BP Batam yang dibuka oleh Anggota 4/Deputi Bidang Administrasi dan Program Mohammad Prijanto.
Workshop tersebut mengundang pembicara pakar klaster dari BPPT dan Shivazi Das dari Konsultan Frost and Sullivan, Dr. Hariyanto.
Anggota 4/Deputi Administrasi dan Program BP Batam, Muhammad Prijanto, mengatakan pada 2011 perusahaannya mengidentifikasi sektor industri potensial berdasarkan tiga strategi roadmap BP Batam.
Pertama, melengkapi atau memajukan industri yang sudah ada seperti elektronik dan elektrik, galangan kapal, pengilangan dan penyimpanan minyak dan gas, serta pariwisata atau MICE,
Kedua, mengembangkan industri baru atau industri berkembang seperti Information and Communication Technologi (ICT), Jasa Penunjang atau shared services, dan Green Industri.
Ketiga, membangun gateway/penghubung antara pusat produksi dan pusat kebutuhan atau pasar yang dinamakan logistic hub, seperti pelabuhan alih kapal peti kemas dan MRO.(Antara)
Editor: Dedi
"Untuk menjaga relevansi dengan pembangunan nasional dan perekonomian dunia yang dinamis, perusahaan mengambil langkah inisiatif untuk mengevaluasi perannya sebagai lokasi pilihan utama penanaman modal asing langsung (PMA atau Foreign Direct Investment/FDI)," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan, Kamis.
Ia di Batam mengatakan, untuk mendukung inisiatif tersebut pengembangan infrastruktur terus ditingkatkan, antara lain perluasan Pelabuhan Batu Ampar, pengembangan pelabuhan transshipment/alih kapal di Tanjung Sauh.
Selain itu, kata dia, BP Batam juga bekerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan jalan tol, rel kereta api, MRO pesawat, air baku, instalasi pengolahan limbah dan infrastruktur IT.
"Sekarang saatnya batam bertransformasi ke industri yang bernilai tambah lebih tinggi. Melalui pengembangan klaster-klaster industri utama di atas, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju," kata dia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata dia, BP Batam sudah beberapa kali menyelenggarakan workshop dengan mengundang pakar-pakar di bidang pengembangan industri.
Kamis, kata dia, BP Batam juga mengadakan workshop pengembangan klaster industri di Gedung IT Centre BP Batam yang dibuka oleh Anggota 4/Deputi Bidang Administrasi dan Program Mohammad Prijanto.
Workshop tersebut mengundang pembicara pakar klaster dari BPPT dan Shivazi Das dari Konsultan Frost and Sullivan, Dr. Hariyanto.
Anggota 4/Deputi Administrasi dan Program BP Batam, Muhammad Prijanto, mengatakan pada 2011 perusahaannya mengidentifikasi sektor industri potensial berdasarkan tiga strategi roadmap BP Batam.
Pertama, melengkapi atau memajukan industri yang sudah ada seperti elektronik dan elektrik, galangan kapal, pengilangan dan penyimpanan minyak dan gas, serta pariwisata atau MICE,
Kedua, mengembangkan industri baru atau industri berkembang seperti Information and Communication Technologi (ICT), Jasa Penunjang atau shared services, dan Green Industri.
Ketiga, membangun gateway/penghubung antara pusat produksi dan pusat kebutuhan atau pasar yang dinamakan logistic hub, seperti pelabuhan alih kapal peti kemas dan MRO.(Antara)
Editor: Dedi