Tanjungpinang (Antara Kepri) - Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) meresmikan tiga kapal cepat rudal 40 M, masing-masing KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 untuk mengamankan perairan perbatasan di wilayah barat termasuk Provinsi Kepri.
"Perairan ini penting bagi Indonesia, karena posisi yang strategis, diharapkan kapal cepat ini mampu menjaga perbatasan di wilayah barat," ujar Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Achmad Taufiq, Sabtu.
Ketiga kapal cepat rudal tersebut diresmikan pemakaiannya oleh Pangkoarmabar Laksamana Muda TNI Taufiq di Lantamal IV Tanjungpinang.
Taufiq juga mengharapkan agar KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 dapat dirawat dan dimanfaatkan dengan baik.
Menurutnya, kondisi perairan Kepri memang cocok untuk kapal cepat tersebut. Karena, selain terdiri dari ribuan pulau, Kepri memiliki perairan dangkal dan banyak selat.
"Sehingga kalau terjadi perang, kapal cepat ini bisa memaksimalkan kondisi geografis di Kepri," tegasnya.
Akan tetapi, meskipun 3 kapal tersebut akan berlabuh di pangkalan Tanjunguban Bintan, namun titik operasi tidak mutlak di Kepri.
"Tergantung situasi dan kondisinya. Bisa saja nanti ditempatkan di perbatasan Natuna atau mungkin di Sabang," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
"Perairan ini penting bagi Indonesia, karena posisi yang strategis, diharapkan kapal cepat ini mampu menjaga perbatasan di wilayah barat," ujar Panglima Koarmabar Laksamana Muda TNI Achmad Taufiq, Sabtu.
Ketiga kapal cepat rudal tersebut diresmikan pemakaiannya oleh Pangkoarmabar Laksamana Muda TNI Taufiq di Lantamal IV Tanjungpinang.
Taufiq juga mengharapkan agar KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 dapat dirawat dan dimanfaatkan dengan baik.
Menurutnya, kondisi perairan Kepri memang cocok untuk kapal cepat tersebut. Karena, selain terdiri dari ribuan pulau, Kepri memiliki perairan dangkal dan banyak selat.
"Sehingga kalau terjadi perang, kapal cepat ini bisa memaksimalkan kondisi geografis di Kepri," tegasnya.
Akan tetapi, meskipun 3 kapal tersebut akan berlabuh di pangkalan Tanjunguban Bintan, namun titik operasi tidak mutlak di Kepri.
"Tergantung situasi dan kondisinya. Bisa saja nanti ditempatkan di perbatasan Natuna atau mungkin di Sabang," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto