Tanjungpinang (Antara Kepri) - Nama "Wonderful Kepri" menjadi "branding" pariwisata yang menarik dan mudah diingat wisatawan, kata Kepada Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Guntur Sakti dalam diskusi yang diselenggarakan tim Kementerian Pariwisata di Tanjungpinang, Kamis.
"'Wonderful Kepri' merupakan evolusi dari 'Kepri the Beauty of Nature' agar lebih mudah disosialisasikan, diingat dan menarik perhatian wisatawan," ujarnya dalam diskusi penyusunan strategi destinasi branding untuk destinasi Kepri.
Dia mengatakan "Kepri the Beauty of Nature" lahir tahun 2006, dan enam tahun kemudian berganti menjadi "Wonderful Kepri", yang sudah disosialisasikan melalui website, souvenir, media massa, vestival dan bus pemerintah maupun swasta.
Pemprov Kepri juga sudah membangun aplikasi "Wonderful Kepri" juga dapat diunduh di google play.
"Kami sudah promosikan di tingkat lokal, nasional dan internasional," katanya.
Skema visual "Wonderful Kepri" terdapat skema visual berupa 7 gonggong, hewan jenis siput khas wilayah ini, yang digemari masyarakat dan wisatawan. Skema visual gonggong ini mengalami perubahan dari kiri pindah ke kanan.
Isi dari "Wonderful Kepri" antara lain alami, kuliner, orang-orang yang ramah, harga, budaya, kreatif dan perlombaan.
"Ini sudah dipatenkan," katanya.
Dia mengemukakan Kepri memiliki pondasi regulasi dalam mengembangkan pariwisata. Di Indonesia, baru dua wilayah yang memiliki regulasi kepariwisataan.
"Perda 2/2012 ini sebagai rel dalam mengembangkan pariwisata di Kepri," ujarnya.
Guntur mengatakan Kepri memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sektor pariwisata. Bahkan pendapatan dari sektor pariwisata dapat diandalkan jika dikelola secara maksimal.
"Wisata bahari dengan fasilitas yang lengkap ada di Kepri," katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kepri Ing Iskandarsyah yang juga narasumber dalam diskusi itu mengatakan membangun sektor pariwisata tidak dapat hanya dibebankan pada Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata.
Objek wisata yang indah akan sulit dikunjungi wisatawan bila transportasi laut di Kepri masih terbatas.
"Pengembangan sektor pariwisata harus keroyokan, dimulai dari pembangunan infrastruktur dasar, transportasi yang memadai dan regulasi yang tegas," ujarnya.
Sementara Wakil Rektor II dan Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Hery Suryadi, menilai pemerintah kurang serius membangun sektor pariwisata di Kepri.
"Kepri indah, memiliki pantai yang lebih baik dari Bali. Itu tidak terbantahkan, tetapi kenyataannya sektor pariwisata belum digarap secara maksimal," katanya.
Hery mengatakan sektor pariwisata harus dibangun secara serius, dan profesional, tidak dapat dilakukan secara sporadis.
"Kami yakin pemerintah mampu mengembangkan sektor pariwisata dengan melibatkan pihak swasta," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
"'Wonderful Kepri' merupakan evolusi dari 'Kepri the Beauty of Nature' agar lebih mudah disosialisasikan, diingat dan menarik perhatian wisatawan," ujarnya dalam diskusi penyusunan strategi destinasi branding untuk destinasi Kepri.
Dia mengatakan "Kepri the Beauty of Nature" lahir tahun 2006, dan enam tahun kemudian berganti menjadi "Wonderful Kepri", yang sudah disosialisasikan melalui website, souvenir, media massa, vestival dan bus pemerintah maupun swasta.
Pemprov Kepri juga sudah membangun aplikasi "Wonderful Kepri" juga dapat diunduh di google play.
"Kami sudah promosikan di tingkat lokal, nasional dan internasional," katanya.
Skema visual "Wonderful Kepri" terdapat skema visual berupa 7 gonggong, hewan jenis siput khas wilayah ini, yang digemari masyarakat dan wisatawan. Skema visual gonggong ini mengalami perubahan dari kiri pindah ke kanan.
Isi dari "Wonderful Kepri" antara lain alami, kuliner, orang-orang yang ramah, harga, budaya, kreatif dan perlombaan.
"Ini sudah dipatenkan," katanya.
Dia mengemukakan Kepri memiliki pondasi regulasi dalam mengembangkan pariwisata. Di Indonesia, baru dua wilayah yang memiliki regulasi kepariwisataan.
"Perda 2/2012 ini sebagai rel dalam mengembangkan pariwisata di Kepri," ujarnya.
Guntur mengatakan Kepri memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sektor pariwisata. Bahkan pendapatan dari sektor pariwisata dapat diandalkan jika dikelola secara maksimal.
"Wisata bahari dengan fasilitas yang lengkap ada di Kepri," katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kepri Ing Iskandarsyah yang juga narasumber dalam diskusi itu mengatakan membangun sektor pariwisata tidak dapat hanya dibebankan pada Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata.
Objek wisata yang indah akan sulit dikunjungi wisatawan bila transportasi laut di Kepri masih terbatas.
"Pengembangan sektor pariwisata harus keroyokan, dimulai dari pembangunan infrastruktur dasar, transportasi yang memadai dan regulasi yang tegas," ujarnya.
Sementara Wakil Rektor II dan Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Hery Suryadi, menilai pemerintah kurang serius membangun sektor pariwisata di Kepri.
"Kepri indah, memiliki pantai yang lebih baik dari Bali. Itu tidak terbantahkan, tetapi kenyataannya sektor pariwisata belum digarap secara maksimal," katanya.
Hery mengatakan sektor pariwisata harus dibangun secara serius, dan profesional, tidak dapat dilakukan secara sporadis.
"Kami yakin pemerintah mampu mengembangkan sektor pariwisata dengan melibatkan pihak swasta," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto