Karimun (Antara Kepri) - Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Karimun belum memfungsikan kapal bantuan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebagai penunjang pengembangan destinasi wisata air panas di Kelurahan Tanjunghutan, Kecamatan Buru.
"Belum kami operasikan karena terkendala dokumen pelayaran dari syahbandar yang belum selesai," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparsenibud) Karimun Syuryaminsyah di Tanjung Balai Karimun.
Syuryaminsyah menjelaskan, kapal wisata tersebut merupakan bantuan Pemprov Kepri untuk mengangkut wisatawan yang ingin mengunjungi wisata air panas di Kelurahan Tanjunghutan.
Dengan kapal wisata tersebut, perjalanan wisata menuju objek wisata air panas dapat ditempuh selama satu hari atau sekitar delapan jam dari Tanjung Balai Karimun.
Selain terkendala dokumen pelayaran, pengoperasian kapal wisata tersebut juga belum didukung infrastruktur pendukung lain, seperti akses jalan yang belum memadai.
Dikatakannya, sebagian ruas jalan dari ibu kota Kecamatan Buru menuju Tanjunghutan belum diaspal dan lebarnya masih kecil, sehingga tidak bisa dilewati moda transportasi wisata seperti becak motor.
"Becak motor kami rencanakan sebagai transportasi penunjang untuk program destinasi wisata air panas. Tapi, lebar jalan belum sesuai dengan yang diharapkan," katanya.
Dia mengatakan telah mengusulkan anggaran sekitar Rp16 miliar untuk dialokasikan dalam APBD kabupaten maupun provinsi pada 2017, untuk peningkatan sarana prasarana pendukung destinasi wisata air panas di Tanjunghutan.
"Pengembangan objek wisata air panas sesuai keinginan bupati, akan melibatkan beberapa SKPD terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang akan membangun akses jalan," katanya.
Wisata air panas Tanjunghutan merupakan salah satu objek wisata unggulan yang masuk dalam Wonderful Kepri.
Lahan seluas sekitar 3 hektare, menurut Syuryaminsyah, juga telah tersedia di lokasi objek wisata tersebut, untuk pengembangan sarana prasarana pendukung lainnya. (Antara)
Editor: A Jo Seng Bie
"Belum kami operasikan karena terkendala dokumen pelayaran dari syahbandar yang belum selesai," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparsenibud) Karimun Syuryaminsyah di Tanjung Balai Karimun.
Syuryaminsyah menjelaskan, kapal wisata tersebut merupakan bantuan Pemprov Kepri untuk mengangkut wisatawan yang ingin mengunjungi wisata air panas di Kelurahan Tanjunghutan.
Dengan kapal wisata tersebut, perjalanan wisata menuju objek wisata air panas dapat ditempuh selama satu hari atau sekitar delapan jam dari Tanjung Balai Karimun.
Selain terkendala dokumen pelayaran, pengoperasian kapal wisata tersebut juga belum didukung infrastruktur pendukung lain, seperti akses jalan yang belum memadai.
Dikatakannya, sebagian ruas jalan dari ibu kota Kecamatan Buru menuju Tanjunghutan belum diaspal dan lebarnya masih kecil, sehingga tidak bisa dilewati moda transportasi wisata seperti becak motor.
"Becak motor kami rencanakan sebagai transportasi penunjang untuk program destinasi wisata air panas. Tapi, lebar jalan belum sesuai dengan yang diharapkan," katanya.
Dia mengatakan telah mengusulkan anggaran sekitar Rp16 miliar untuk dialokasikan dalam APBD kabupaten maupun provinsi pada 2017, untuk peningkatan sarana prasarana pendukung destinasi wisata air panas di Tanjunghutan.
"Pengembangan objek wisata air panas sesuai keinginan bupati, akan melibatkan beberapa SKPD terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum yang akan membangun akses jalan," katanya.
Wisata air panas Tanjunghutan merupakan salah satu objek wisata unggulan yang masuk dalam Wonderful Kepri.
Lahan seluas sekitar 3 hektare, menurut Syuryaminsyah, juga telah tersedia di lokasi objek wisata tersebut, untuk pengembangan sarana prasarana pendukung lainnya. (Antara)
Editor: A Jo Seng Bie