Karimun (Antaranews Kepri) - Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, mengimbau masyarakat tetap mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) meski jumlah penderita penyakit itu menurun dalam kurun tiga tahun terakhir.
"Tetap waspada apalagi akhir-akhir ini sering turun hujan. Genangan air hujan pada wadah-wadah bisa menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti," kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi di Tanjung Balai Karimun, Senin.
Dinkes Karimun mencatat kasus DBD mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Pada 2015 tercatat sebanyak 363 kasus dengan tujuh korban meninggal dunia, pada 2016 sebanyak 424 kasus, 2017 menurun menjadi 71 kasus. Sedangkan pada periode Januari-April 2018 sebanyak 20 kasus.
Rachmadi mengatakan, Karimun merupakan daerah endemis DBD sehingga setiap tahun pasti ada kasus DBD. Karena itu, pihaknya terus mengkampanyekan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk untk mencegah mewabahnya penyakit tersebut.
Dia meminta warga agar meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, dan menggiatkan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, mengubur dan memakai kelambu saat tidur.
"Di awal tahun, cuaca biasanya tidak menentu, kadang hujan kadang panas. Ini mengundang nyamuk untuk berkembang biak. Waspadai demam panas tinggi, dan segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit," ujarnya.
Dia mengatakan, peran serta masyarakat sangat menentukan dalam mencegah merebaknya wabah DBD. Dia juga berharap status KLB seperti yang pernah terjadi pada 2016 tidak terulang kembali.
Dinkes, kata dia, terus berupaya menekan penularan penyakit DBD, salah satunya dengan melibatkan pelajar sebagai juru pemantau jentik atau jumantik di lingkungannya.
Selain itu, Dinkes juga terus melakukan gerakan abatesasi, atau gerakan menabur bubuk abate pada bak-bak mandi atau wadah air hujan.
"Abate bisa didapatkan di puskesmas-puskesmas secara gratis," kata dia.
Untuk temuan kasus, Rachmadi mengatakan petugas akan langsung melakukan fogging atau pengasapan pada lingkungan atau tempat tinggal warga yang positif terjangkit DBD.
"Suksesnya mencegah DBD tidak terlepas dari peran serta masyarakat untuk membudayakan hidup bersih, menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk, seperti menguras bak mandi minimal sekali dalam sepekan," ujarnya. Baca juga: Jumlah penderita DBD di Karimun menurun
"Tetap waspada apalagi akhir-akhir ini sering turun hujan. Genangan air hujan pada wadah-wadah bisa menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti," kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi di Tanjung Balai Karimun, Senin.
Dinkes Karimun mencatat kasus DBD mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Pada 2015 tercatat sebanyak 363 kasus dengan tujuh korban meninggal dunia, pada 2016 sebanyak 424 kasus, 2017 menurun menjadi 71 kasus. Sedangkan pada periode Januari-April 2018 sebanyak 20 kasus.
Rachmadi mengatakan, Karimun merupakan daerah endemis DBD sehingga setiap tahun pasti ada kasus DBD. Karena itu, pihaknya terus mengkampanyekan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk untk mencegah mewabahnya penyakit tersebut.
Dia meminta warga agar meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, dan menggiatkan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, mengubur dan memakai kelambu saat tidur.
"Di awal tahun, cuaca biasanya tidak menentu, kadang hujan kadang panas. Ini mengundang nyamuk untuk berkembang biak. Waspadai demam panas tinggi, dan segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit," ujarnya.
Dia mengatakan, peran serta masyarakat sangat menentukan dalam mencegah merebaknya wabah DBD. Dia juga berharap status KLB seperti yang pernah terjadi pada 2016 tidak terulang kembali.
Dinkes, kata dia, terus berupaya menekan penularan penyakit DBD, salah satunya dengan melibatkan pelajar sebagai juru pemantau jentik atau jumantik di lingkungannya.
Selain itu, Dinkes juga terus melakukan gerakan abatesasi, atau gerakan menabur bubuk abate pada bak-bak mandi atau wadah air hujan.
"Abate bisa didapatkan di puskesmas-puskesmas secara gratis," kata dia.
Untuk temuan kasus, Rachmadi mengatakan petugas akan langsung melakukan fogging atau pengasapan pada lingkungan atau tempat tinggal warga yang positif terjangkit DBD.
"Suksesnya mencegah DBD tidak terlepas dari peran serta masyarakat untuk membudayakan hidup bersih, menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk, seperti menguras bak mandi minimal sekali dalam sepekan," ujarnya. Baca juga: Jumlah penderita DBD di Karimun menurun