Lingga, 02/03 (ANTARA) - Badan kesatuan bangsa dan politik Kabupaten Lingga menggelark kegiatan sosialisasi, harmonisasi antar etnis di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dengan tema antisipasi pencegahan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu legislatif (Pileg) di Kabupaten Lingga di Aula, Kantor Camat Singkep barat.

"Sampai hari ini sudah ada delapan kecamatan yang sudah dilaksanakan kegiatan tersebut, nantinya semua kecamatan akan digelar kegiatan serupa," kata Kepala Kesbangpol Lingga, Armia, kepada Antara, Sabtu.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Lingga, Yusrizal mewakili Bupati Lingga yang kebetulan berhalangan hadir karena menghadiri kegiatan Menteri dalam negeri. Dalam sambutan pembukaannya Yusrizal meminta agar seluruh masyarakat dapat yang ada di Kecamatan Singkepbarat untuk dapat menjaga kerukunan dan kondusifitas di Kabupaten Lingga. 

Hal ini mengingat tahun ini adalah tahun Politik sehingga gesekan dan konflik akan sangat mudah terjadi, untuk itu dirinya mengajak masyarakat untuk dapat menahan diri dari isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan tersebut, Komisioner KPU Kabupaten Lingga Zulyadin mengatakan pelaksanaan pesta demokrasi tinggal 48 hari, saat ini masuk pada tahapan masa kampanye. 

"Dalam kondisi ini lagi sedang hangatnya dan jika tidak bisa kita antisipasi bisa terjadi step (demam panas tinggi) atau kejang-kejang setelah pemilu apalagi kalau caleg yang kalah nantinya,"  Kata Zulyadin dalam materinya. Kegiatan Kesbangpol Lingga (Ist) Dirinya menghimbau agar pemilu ini tidak banyak jatuh korban baik itu yang tidak saling tegus sapa antar tetangga, adek beradik, kawan bahkan bisa sampai perceraian suami isteri. 

"Orang yg diperjuangkan menang, kita yang disini hancur bekecai," ujarnya. 

Sementara itu narasumber dari Kesbangpol Provinsi Kepri Indra yang sarat pengalaman, dalam mengatasi ATHG mengatakan pada Pemilu kali ini cukup berat dirasakan olehnya karena pengaruh penggunaan HP atau gadget, yang hampir setiap saat medsos men-share berita yang kita tidak diketahui apakah benar atau salah (hoax).

"Kalau pepatah Melayu bilang : mulutmu adalah harimaumu, tetapi sekarang beda telunjukmu harimaumu. Salah share hukum menunggumu," sebutnya.

ATHG menurutnya bukan hanya tanggungjawab kepolisian/keamanan dan aparatur pemerintah saja tapi hal ini adalah tanggungjawab kita semua. Gunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya, sebagai salah satu bentuk pengabdian dan rasa cinta tanah air, pada 17 April mendatang.

"Bagaimana kita ingin merubah nasibnya bangsa ini kalau kita sendiri tidak memilih," ujar Kasubbid Ormas ini. 

Sebenarnya dari petuah orang tua kita dulu pernah mengajarkan tentang kearifan lokal seperti Gurindam 12 yang cukup dikenal dikalangan budayawan Melayu dan saat ini mulai dikaji kembali karena banyak sekali pelajaran untuk kita generasi millenial  tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Contohnya raja bermufakat dengan menteri ibarat kebun berpagarkan duri," sebutnya. 

Meskipun begitu dirinya mengapresiasi kearifan lokal di Kecamatan Singkep Barat yang ternyata ada Gurindam Lingga yaitu keputusan diambil berhati panas, hasilnya tidak akan pantas. Kalau hidup suke mufakat, niscaye runcing kan jadi pepat. Makna yang cukup dalam jika dikaji maknanya.

Pemateri terakhir Kabid Kesatuan bangsa Kabupaten Lingga Darmawan mengatakan kegiatan ini sebagaimana sesuai dengan tema kita dimana tahun demokrasi dan tahun politik, yang akan datang merupakan pesta demokrasi. Untuk itu Kesbangpol selaku perpanjangan tangan pemerintah mempunyai kewajiban mentertibkan ATHG Pileg dan Pilpres.

"Waktu kita lebih kurang 2 Bulan lagi, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama, baik itu gangguan terhadap isu agama, dan isu sara yang dapat memecah belah kita," sebutnya.

Di Kabupaten Lingga sendiri dari hasil pantauan Kesbangpol terutama di media sosial Facebook sangat kencang sekali isu-isu baik itu terhadap pemerintah, golongan maupun individu. Untuk pihaknya berusaha bersama-sama mencegah terjadinya konflik. 

"Kami ini tugasnya mencegah, berapa bulan ini, sudah mulai terjadi gesekan suku,terhadap beberapa oknum masyarakat seperti yg terjadi dulu-dulunya yang sangat hangat di dengar masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Lingga yang kemudian berkembang-berkembang akhirnya mulai terjadi gesekan," sebutnya.

Peserta yang berjumlah kurang lebih seratus orang tersebut juga dihadiri oleh Kapolsek dan Camat setempat. Selain itu hadir juga pengurus FKUB, FKDM, FPK, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat setempat. Kegiatan ditutup dengan arahan dari camat setempat yang pada intinya mengharapkan warga masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini dengan menjaga kondusifitas daerah dan turut datang dan menggunakan hak pilihnya pada hari H nanti. (Antara)

Pewarta : Nurjali
Editor : Kabiro kepri
Copyright © ANTARA 2024