Batam (ANTARA) - Kapal Pertamina Trans Kontinental, Transko Rajawali akan menambah pendapatan (revenue) dari anak perusahaan PT Pertamina ( Persero ) itu pada tahun ini.
"Kami menambah mesin duit (kapal) sehingga dapat mengurangi kekurangan revenue," kata Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental, Nepos MT Pakpahan di Batam, Rabu.
Ia mengakui dalam evaluasi kerja pertengahan tahun, perusahaannya tidak mencapai target yang sudah ditetapkan.
Menurut dia, kurangnya pendapatan perusahaan pada semester I-2019 karena kondisi ekonomi dan banyak kapalnya yang sudah saatnya perbaikan.
"Kapal adalah mesin uang kita. Dia tidak bekerja optimal sehingga revenue menurun. Dalam hal ini perlu kami kejar kekurangan kemarin dengan menambah mesin uang kita," kata dia.
Rencananya, Kapal Transko Rajawali akan langsung dioperasikan untuk PT Perta Arus Gas di Loksumawe, Aceh dengan kontrak selama tiga tahun.
"Biasanya ada 'repeat' order. Biasalah untuk kontrak term pertama tiga tahunan," kata dia.
Kapal Transko Rajawali menambah kapal milik PT Pertamina Trans Kontinental, dari sejumlah kapal yang dioperasikan perusahaan itu.
Ia menjelaskan, selain kapal milik, perusahaannya juga mengoperasikan milik mitra yang disewa, dan kapal Pertamina yang diserahkelolakan ke perusahannya.
Kapal buatan perusahaan galangan kapal di Batam itu istimewa karena menggunakan bahan bakar solar diesel dan LNG secara bergantian.
Bahan bakar solar digunakan saat kapal mengangkut barang yang berat. Sedangkan bila sedang melakukan manuver dengan kecepatan tinggi, bahan bakar diganti menjadi LNG.
"Dampaknya biaya operasi lebih murah karena LNG harganya lebih murah dari solar," kata dia.
Selain itu, penggunaan bahan bakar LNG juga lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi buangan udara.
"Kami menambah mesin duit (kapal) sehingga dapat mengurangi kekurangan revenue," kata Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental, Nepos MT Pakpahan di Batam, Rabu.
Ia mengakui dalam evaluasi kerja pertengahan tahun, perusahaannya tidak mencapai target yang sudah ditetapkan.
Menurut dia, kurangnya pendapatan perusahaan pada semester I-2019 karena kondisi ekonomi dan banyak kapalnya yang sudah saatnya perbaikan.
"Kapal adalah mesin uang kita. Dia tidak bekerja optimal sehingga revenue menurun. Dalam hal ini perlu kami kejar kekurangan kemarin dengan menambah mesin uang kita," kata dia.
Rencananya, Kapal Transko Rajawali akan langsung dioperasikan untuk PT Perta Arus Gas di Loksumawe, Aceh dengan kontrak selama tiga tahun.
"Biasanya ada 'repeat' order. Biasalah untuk kontrak term pertama tiga tahunan," kata dia.
Kapal Transko Rajawali menambah kapal milik PT Pertamina Trans Kontinental, dari sejumlah kapal yang dioperasikan perusahaan itu.
Ia menjelaskan, selain kapal milik, perusahaannya juga mengoperasikan milik mitra yang disewa, dan kapal Pertamina yang diserahkelolakan ke perusahannya.
Kapal buatan perusahaan galangan kapal di Batam itu istimewa karena menggunakan bahan bakar solar diesel dan LNG secara bergantian.
Bahan bakar solar digunakan saat kapal mengangkut barang yang berat. Sedangkan bila sedang melakukan manuver dengan kecepatan tinggi, bahan bakar diganti menjadi LNG.
"Dampaknya biaya operasi lebih murah karena LNG harganya lebih murah dari solar," kata dia.
Selain itu, penggunaan bahan bakar LNG juga lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi buangan udara.