Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Plt Gubernur Kepri Isdianto mengklaim sudah tak ada lagi kapal nelayan asal negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Laut Natuna Utara, Kepri, Rabu (15/1).
"Dari keterangan Pak Menko Polhukam Mahfud MD, kapal nelayan RRT sejak tadi sudah keluar dari Natuna," kata Isdianto usai acara makan malam bersama Menko Polhukam, Menteri KKP serta segenap perwakilan menteri Kabinet Indonesia Maju di Gedung daerah, Tanjungpinang, Kepri, Rabu malam.
Isdianto menegaskan bahwa saat ini kondisi Natuna sudah mulai kondusif.
Sebelumnya dia akui memang sempat memanas akibat adanya nelayan RRT didampingi coast guard masuk ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Natuna.
"Bakamla dan kapal pengawas perikanan kita senantiasa aktif patroli menjaga perairan Natuna dari aktivitas kapal asing," katanya menegaskan.
Menyangkut penolakan nelayan pantura Jawa melaut ke wilayah Natuna, Isdianto mengaku masyarakat, terutama nelayan lokal, hanya salah paham.
Ia mengatakan bahwa pemerintah pusat mengirim nelayan pantura untuk mengisi ZEE agar tak ada nelayan asing mencuri ikan di wilayah tersebut.
Menurut dia, nelayan pantura akan melaut di atas 12 mil sehingga tidak sampai menggangu aktivitas nelayan setempat.
"Kewenangan Provinsi Kepri itukan 0—12 mil. Selain itu, retribusi nelayan pantura tetap masuk ke Kabupaten Natuna," katanya menambahkan.
Isdianto mengatakan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pun berjanji akan memberi bantuan kapal besar serta peralatan tangkap yang memadai bagi nelayan Natuna.
"Selama ini nelayan setempat memang tidak punya kapal besar sehingga sangat sulit melaut hingga ZEE, apalagi memasuki musim utara," kata Isdianto.
"Dari keterangan Pak Menko Polhukam Mahfud MD, kapal nelayan RRT sejak tadi sudah keluar dari Natuna," kata Isdianto usai acara makan malam bersama Menko Polhukam, Menteri KKP serta segenap perwakilan menteri Kabinet Indonesia Maju di Gedung daerah, Tanjungpinang, Kepri, Rabu malam.
Isdianto menegaskan bahwa saat ini kondisi Natuna sudah mulai kondusif.
Sebelumnya dia akui memang sempat memanas akibat adanya nelayan RRT didampingi coast guard masuk ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Natuna.
"Bakamla dan kapal pengawas perikanan kita senantiasa aktif patroli menjaga perairan Natuna dari aktivitas kapal asing," katanya menegaskan.
Menyangkut penolakan nelayan pantura Jawa melaut ke wilayah Natuna, Isdianto mengaku masyarakat, terutama nelayan lokal, hanya salah paham.
Ia mengatakan bahwa pemerintah pusat mengirim nelayan pantura untuk mengisi ZEE agar tak ada nelayan asing mencuri ikan di wilayah tersebut.
Menurut dia, nelayan pantura akan melaut di atas 12 mil sehingga tidak sampai menggangu aktivitas nelayan setempat.
"Kewenangan Provinsi Kepri itukan 0—12 mil. Selain itu, retribusi nelayan pantura tetap masuk ke Kabupaten Natuna," katanya menambahkan.
Isdianto mengatakan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pun berjanji akan memberi bantuan kapal besar serta peralatan tangkap yang memadai bagi nelayan Natuna.
"Selama ini nelayan setempat memang tidak punya kapal besar sehingga sangat sulit melaut hingga ZEE, apalagi memasuki musim utara," kata Isdianto.