Batam (ANTARA) - Sebanyak 23 ABK kapal berbendera China, Lu Qian Yuan Yu 117, dimintai keterangannya oleh Kepolisian Daerah Kepulauan Riau terkait seorang ABK Indonesia yang meninggal di atas kapal itu.

"Termasuk juga kami akan meminta keterangan dari 15 ABK warga negara China dan delapan warga negara Filipina, dengan dibantu fasilitas penerjemah," kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt di Batam, Kepri.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Filipina dan China di Indonesia, terkait kasus itu.

Baca juga: Polda Kepri bongkar perdagangan orang ABK kapal asing

Ia mengatakan seluruh ABK asing dan sembilan orang ABK Indonesia masih berada di dalam kapal untuk keperluan investigasi meninggalnya seorang PMI.

Kabid Humas juga memastikan semuanya sudah menjalani tes cepat COVID-19 dan hasilnya nonreaktif.

"Saat ini masih dilakukan investigasi awal secara maraton oleh tim Ditrerskrimum," kata dia.

Sementara itu, korban meninggal HA yang dievakuasi dari tempat pendingin di kapal, maka hari ini, mulai pukul 14.00 WIB menjalani autopsi oleh Tim Biddokes Polda Kepri.

Baca juga: ABK WNI ditemukan meninggal dunia di kapal Ikan berbendera China

Ia menyampaikan, dibutuhkan waktu kurang lebih hampir 10 jam untuk melunakkan dan melemaskan jenazah korban yang membeku.

Dari hasil autopsi itu, baru nanti aparat kepolisian menentukan tindak pidana apa yang dikenakan terhadap kasus itu.

"Karena nanti dari hasil otopsi kita akan mengetahui penyebab dari kematian korban," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan, saat evakuasi hingga pukul 18.00 WIB, jenazah dalam kondisi utuh.

Baca juga: Kasus ABK, Kemlu terus jalin komunikasi diplomatik dengan China
 

Pewarta : Yuniati Jannatun Naim
Editor : Rusdianto Syafruddin
Copyright © ANTARA 2024