Tanjungpinang (ANTARA) - Sejumlah pelajar jenjang SD hingga SMA di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), melakukan belajar daring/online dengan memanfaatkan fasilitas wifi gratis yang disediakan warung kopi merah putih di daerah tersebut.
Pemilik warung kopi merah putih, Patta Lawang, Sabtu, mengaku, fasilitas wifi gratis itu disiapkan berangkat dari keluhan para orangtua siswa yang kesulitan membeli kuota internet karena faktor ekonomi.
"Secara tidak langsung saya terpanggil, kemudian punya ide menggratiskan wifi untuk anak-anak sekolah, mulai awal Agustus 2020," kata Patta ditemui di warung kopi miliknya.
Menurutnya, akses penggunaan wifi gratis dibuka mulai pukul 08:00 WIB hingga 13.00 WIB, berlaku selama seminggu penuh (Senin-Minggu).
Dia mewajibkan pelajar memakai seragam sekolah saat datang di warung kopi merah putih, karena mereka belajar daring dengan guru.
"Kecuali Sabtu-Minggu, namun mereka tetap datang, tapi tidak untuk belajar daring, hanya mengerjakan tugas sekolah," sebutnya.
Pihaknya pun aktif mengontrol proses belajar daring siswa agar tidak disalahgunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, misalnya bermain game.
"Kalau bermain game, saya suruh pulang saja," ungkapnya.
Pun pelajar tidak diwajibkan memesan makan atau minum di warung kopi merah putih. Melainkan, boleh membawa bekal makan dan minum sendiri dari rumah.
"Di sini, kami siapkan air putih gratis untuk mereka," tuturnya.
Lanjut Patta, gagasannya ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, misalnya dari Keluarga Berbagi Kasih (KBK), yang telah menitipkan nasi kota untuk siswa belajar daring di warung kopi berslogan "Melawan Lupa" ini.
"Baru dimulai hari ini (Sabtu). Kami sangat berterima kasih kepada pengurus KBK, karena ikut peduli dengan kondisi pelajar di sini," ucapnya.
Patta menegaskan tetap mematuhi protokol kesehatan selama kegiatan berada di warung kopi merah putih, di mana pelajar diwajibkan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," tegasnya.
Salah seorang siswi SMAN 1 Tanjungpinang, Yuni (16), mengaku, memilih belajar daring di warung kopi merah putih karena tidak punya kuota internet untuk belajar daring dari rumah.
"Kalaupun ada kuota, sinyalnya suka gangguan. Berbeda kalau pakai wifi, jaringannya lancar dan bagus," ujar Yuni.
Pelajar kelas XI jurusan IPS itu pun mengklaim sudah mengantongi izin belajar daring di warung kopi dari pihak sekolah, bahkan diarahkan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Ia dan beberapa teman sekelas yang tinggal tidak jauh dari lokasi belajar daring setiap hari di warung kopi tersebut, mulai Senin-Jum'at, pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB.
"Harapannya tentu ingin segera belajar tatap muka di sekolah, biar bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-teman sekelas," ucap Yuni.
Secara terpisah, Plt Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, mengatakan, Pemkot pun bakal menyediakan fasilitas wifi gratis guna mendukung belajar daring siswa, terutama di lokasi yang kesulitan mengakses internet.
"Rencananya mulai terealisasi tahun 2021," ujar Rahma singkat.
Pemilik warung kopi merah putih, Patta Lawang, Sabtu, mengaku, fasilitas wifi gratis itu disiapkan berangkat dari keluhan para orangtua siswa yang kesulitan membeli kuota internet karena faktor ekonomi.
"Secara tidak langsung saya terpanggil, kemudian punya ide menggratiskan wifi untuk anak-anak sekolah, mulai awal Agustus 2020," kata Patta ditemui di warung kopi miliknya.
Menurutnya, akses penggunaan wifi gratis dibuka mulai pukul 08:00 WIB hingga 13.00 WIB, berlaku selama seminggu penuh (Senin-Minggu).
Dia mewajibkan pelajar memakai seragam sekolah saat datang di warung kopi merah putih, karena mereka belajar daring dengan guru.
"Kecuali Sabtu-Minggu, namun mereka tetap datang, tapi tidak untuk belajar daring, hanya mengerjakan tugas sekolah," sebutnya.
Pihaknya pun aktif mengontrol proses belajar daring siswa agar tidak disalahgunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, misalnya bermain game.
"Kalau bermain game, saya suruh pulang saja," ungkapnya.
Pun pelajar tidak diwajibkan memesan makan atau minum di warung kopi merah putih. Melainkan, boleh membawa bekal makan dan minum sendiri dari rumah.
"Di sini, kami siapkan air putih gratis untuk mereka," tuturnya.
Lanjut Patta, gagasannya ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, misalnya dari Keluarga Berbagi Kasih (KBK), yang telah menitipkan nasi kota untuk siswa belajar daring di warung kopi berslogan "Melawan Lupa" ini.
"Baru dimulai hari ini (Sabtu). Kami sangat berterima kasih kepada pengurus KBK, karena ikut peduli dengan kondisi pelajar di sini," ucapnya.
Patta menegaskan tetap mematuhi protokol kesehatan selama kegiatan berada di warung kopi merah putih, di mana pelajar diwajibkan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," tegasnya.
Salah seorang siswi SMAN 1 Tanjungpinang, Yuni (16), mengaku, memilih belajar daring di warung kopi merah putih karena tidak punya kuota internet untuk belajar daring dari rumah.
"Kalaupun ada kuota, sinyalnya suka gangguan. Berbeda kalau pakai wifi, jaringannya lancar dan bagus," ujar Yuni.
Pelajar kelas XI jurusan IPS itu pun mengklaim sudah mengantongi izin belajar daring di warung kopi dari pihak sekolah, bahkan diarahkan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Ia dan beberapa teman sekelas yang tinggal tidak jauh dari lokasi belajar daring setiap hari di warung kopi tersebut, mulai Senin-Jum'at, pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB.
"Harapannya tentu ingin segera belajar tatap muka di sekolah, biar bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-teman sekelas," ucap Yuni.
Secara terpisah, Plt Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, mengatakan, Pemkot pun bakal menyediakan fasilitas wifi gratis guna mendukung belajar daring siswa, terutama di lokasi yang kesulitan mengakses internet.
"Rencananya mulai terealisasi tahun 2021," ujar Rahma singkat.