Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menilai pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement/TCA) Indonesia-Singapura, yang menjadikan Pelabuhan Internasional Batam Centre sebagai pintu masuk dari Negara SInga tersebut sebagai peluang ekonomi.

"Kami dari Pemprov menganggap ini peluang yang sangat baik," kata Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar usai meninjau Pelabuhan Internasional Batam Centre, Rabu.

Menurut dia, ekonomi di wilayah Kepri sangat bergantung dari hubungan antarkawasan, baik dari Singapura, Malaysia dan negara sekitarnya, karenanya pembukaan arus masuk dari Singapura ke Batam akan berdampak positif bagi ekonomi setempat.

"Wilayah ini sangat ditentukan dan ditopang dari arus interaksi manusia di kawasan. Ketika pelabuhan Batam Centre dibuka, saya kira akan mendukung sepenuhnya," kata dia.

Ia menyatakan belum mendapatkan petunjuk secara tertulis mengenai rencana penerapan TCA Singapura-Indonesia, sehingga belum dapat memberikan penjelasan teknis dengan rinci.

Pjs Gubernur baru membaca kebijakan itu di media massa, dan mengonfirmasinya kepada pejabat di Jakarta, yang membenarkannya.

Meski begitu, ia memastikan bahwa TCA akan dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan yang ketat. Termasuk pemeriksaan tes usap bagi setiap WNI dan WN Singapura yang tiba.

"Seluruh proses harus memenuhi protokol kesehatan, orang yang datang dan pergi arus memenuhi protokol kesehatan," kata Pjs Gubernur Kepulauan Riau.

Ia mengatakan sebelum datang ke Batam, setiap orang harus menjalani tes usap PCR untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Dan setibanya di Batam, harus dilakukan tes usap lagi, untuk memastikan kondisinya.

Apabila ada yang terindikasi kurang sehat, maka akan ditunjuk rumah sakit rujukan.
 

Pewarta : Yuniati Jannatun Naim
Editor : Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024